BERBAGI DENGAN KLIK

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Keluarga. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Agustus 2022

Bimbingan Sunnah Tidur dan saat Anda bangun

Bimbingan Sunnah Tidur dan saat Anda bangun

Saat itulah kita membuka mata untuk memulai hari, dengan iringan sinar matahari yang menerangi setiap sudut negara yang dicintai ini. Kita harus menyadari bahwa kesempatan untuk kembali untuk memulai hari baru adalah kebaikan yang sangat besar dari Tuhan.


Dengan rekonsiliasi mata ini, ini berarti bahwa Allah dengan senang hati mengembalikan Roh kepada tubuh kita, setelah Dia mengambilnya selama kita tidur.


Yaitu, Allah SWT dengan senang hati memperpanjang hidup kita, memberi kita waktu untuk dapat mengumpulkan hadiah dari perbuatan yang benar, memperbaiki kesalahan dalam bentuk dosa besar dan kecil, dan untuk segera mengejar apa pun yang diabaikan sebelumnya.


Tentu saja, ini termasuk nominasi yang benar -benar harus kami syukuri. Bentuk rasa terima kasih yang harus kita tunjukkan adalah dengan berusaha keras dalam meniru Sunnah Nabi Muhammad dalam bentuk praktik yang diberkati olehnya, termasuk yang berikut:


1. Biasakan bangun pagi-pagi
Inilah wujud rasa syukur yang patut kita jadikan sebagai kebiasaan. Yakni bangun tidur saat terdengar adzan Subuh berkumandang, atau bahkan jika memungkinkan kita terjaga sebelumnya.

Jangan menunda-nunda bangun, terlebih lagi bagi kaum laki-laki yang memang diwajibkan agar menunaikan shalat Subuh berjamaah di masjid. Sesungguhnya seseorang yang terlambat bangun telah banyak maslahat dan manfaat, serta yang pasti ia telah menyia-nyiakan waktu yang penuh berkah.

Nabi kita, Muhammad SAW memohonkan kepada Allah keberkahan bagi umatnya di waktu pagi. Shakr al-Ghamidi menyatakan bahwa beliau pernah bersabda :
"Ya Allah, berkahilah umatku pada pagi harinya" (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi )

Setiap kali mengirimkan suatu pasukan atau detasemen guna menjalankan tugas yang mulia, Rasulullah pun melepas kepergian mereka pada pagi hari.

Shakhr, perawi hadits tersebut, adalah seorang pedagang. Ia biasa mengirim dagangan pada pagi hari, sehingga ia pun memperoleh keuntungan dan hartanya melimpah ruah.

Dalam riwayat lain disebutkan dengan redaksi :
"Diberkati umatku pada pagi harinya" (Shahih al-Jami'2841).

2. Usaplah wajah dengan kedua tangan, sebelum beranjak dari tempat tidur.
Mengusap wajah dengan kedua tangan sebelum beranjak dari tempat tidur bertujuan menghilangkan kantuk dan menghapus bekas-bekas tidur.

Itulah yang biasa diamalkan Rasulullah, berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas RA, ia menuturkan :"Aku bermalam di rumah bibiku, Maimunah... kemudian Nabi bangun, lalu mengusap wajah dengan tangan. Setelah itu, beliau membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran" (HR. Bukhari 4570).

Manfaat mengusap wajah sesudah bangun tidur banyak. Tidak sedikit kasus orang terjatuh di kamar mandi sesudah bangun tidur disebabkan ia tidak mengamalkan sunnah ini. Walllahul musta'an.

3. Tidak lupa berdoa segera setelah bangun
Diantara dzikir sesudah bangun tidur yang shahih dari Rasulullah SAW adalah :
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami dikumpulkan". (HR. Bukhari 6312)

atau :
"Segala puji bagi Allah yang telah menyehatkan jasadku, mengembalikan rohku, dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya" (HR. At-Tirmidzi)

4. Bersiwak dan mencuci tangan tiga kali setelah beranjak dari tempat tidur.
Siwak berfungsi menyegarkan mulut dan menghilangkan bau yang tidak sedap disebabkan tidur. Ini merupakan bukti keteladanan Rasulullah SAW dalam menjaga kebersihan d an kesehatan. Maka lakukanlah sesudah bangun dari tidur. Sebagaimana disebutkan dalam hadits :
"Tidaklah beliau tidur kecuali siwak berada di dekat kepala. Jika terbangun, beliau mulai dengan bersiwak" (HR. Ahmad)

Demikian pula tatkala bangun dari tidur, janganlah lupa mencuci tangan tiga kali sebelum memasukkan tangan dalam bejana atau menyentuh benda yang basah atau sesuatu yang terhormat dan dimuliakan.

Ini adalah adab yang dicontohkan Nabi. karena orang yang baru tidur kadang menyeka keringat atau menggaruk badan. Bahkan terkadang tanpa sadar ia menyentuh kemaluan atau tempat-tempat yang kotor. Oleh karena itu Rasulullah bersabda :
"Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidur, maka janganlah ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana hingga  mencucinya tiga kali.Karena ia tidak tahu dimanakah tangannya berada tadi malam" (HR. Bukhari 278)

5. Berwudhu disertai instinsyaq dan instinsyar sebanyak tiga kali
Instinsyaq artinya bersungguh-sungguh memasukkan air ke dalam rongga hidung dengan menghirupnya, sedangkan instintsar adalah mengeluarkan air itu kembali.

Amalan ini dilakukan ketika berwudhu. Fungsi kedua amalan ini adalah untuk mengusir syaitan, menghilangkan kantuk, dan mengusir rasa malas. Rasulullah SAW bersabda :
"Jika seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah ia berwudhu dan berinstintsar sebanyak tiga kali, karena sesungguhnya syaitan bermalam di lubang hidungnya". (HR. Bukhari 238)

6. Tidak lupa merapikan tempat tidur setelah bangun
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menganjarkan umatnya agar hidup bersih dan teratur, dan Allah SWT adalah Dzat yang menyukai keindahan. Rasulullah SAW bersabda :
"Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan" (HR. Muslim 275)

Maka tidak selayaknya seorang muslim sesudah bangun meningglkan tempat tidurnya dalam keadaan acak-acakan, kotor, dan berantakan seperti kapal pecah.

Sumber : Panduan Amal Sehari SEmalam, oleh Ummu Ihsan dan ABu Ihsan al-ATsari


tuntunan sunnah ketika bangun tidur



Larangan selfie mencuat lidah menurut Islam

Larangan selfie mencuat lidah menurut Islam
Larangan Selfie Menjulurkan Lidah Menurut Islam.

Selfieme adalah kegiatan yang sekarang tidak bisa dihindari. Tidak hanya remaja, bahkan orang tua masih melakukannya. Entah bagaimana ini semakin menjadi, seperti budaya yang terus dikembangkan. Termasuk berbagai gaya selfie yang beragam. Salah satunya adalah gaya menjulurkan lidah.

Tahukah Anda bahwa itu ternyata berpose atau mengambil selfie dengan menjulurkan lidah, serta anjing. Anda tentu sudah tahu binatang yang dagingnya dilarang dalam Islam, kan? Dan, tahukah Anda mengapa anjing selalu menjulurkan lidah mereka?

Sedikitnya ada 3 alasan anjing menjulurkan lidah diantaranya:
1. anjing tersebut kehausan.
2. anjing tersebut kepanasan.
3. anjing tersebut sedang memberi tanda bahwa ia minta disetubuhi sang pejantan (ini dilakukan oleh anjing betina).
Wanita Menjulurkan Lidah Dalam Islam.
Jika kita kaitkan dengan orang-orang yang senang berselfie, terutama gaya menjulurkan lidah, juga menandakan ada tiga kemungkinan ia melakukan hal itu. Bisa jadi ia kehausan, kepanasan atau bagi seorang wanita sedang memberi kode pada lelaki. Mengapa demikian?
Dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasûlullâh SAW bersabda, “Jika seseorang dari kamu sujud, maka janganlah ia turun sujud sebagaimana mendekamnya onta. Hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.”
Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda tentang seseorang yang menyerupai kebiasaan suatu kaum.
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka,” (HR. Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no. 3401)
Hadits yang pertama dengan sangat jelas bahwa seorang muslim dilarang meniru perilaku binatang ketika shalat. Dan pada hadis yang kedua Rasulullah SAW menyatakan apabila kita mengikuti, meniru kebiasaan atau perilaku suatu kaum maka kita termasuk golongan atau bagian dari kaum tersebut. Jadi, apa hubungannya?
Nah, hadits tersebut mengisyaratkan dilarangnya seseorang meniru perilaku binatang. Salah satunya menjulurkan lidah. Sebab, perbuatan itu selalu dilakukan oleh anjing, dan tentu Anda tidak mungkin mau jika disamakan dengan anjing bukan?
Allah SWT telah memberikan anugerah kepada kita berupa akal untuk berpikir. Jika memang Anda adalah pemikir yang baik, maka Anda tidak akan mungkin melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan oleh binatang. Tentu, menjadi hal yang tidak pantas jika Anda mengikuti perilaku binatang, yang pada dasarnya hanya mengikuti naluri dan hawa nafsu semata.
Oleh sebab itu, sebagai makhluk yang berakal dan memiliki keimanan terhadap Allah SWT, sudah selayaknya kita tidak melakukan hal yang hina. Terutama bagi Anda kaum wanita, akan terlihat rendah sekali harga diri Anda jika berselfie dengan gaya demikian. Sudah selayaknya kita menjaga kehormatan diri, sebagai manusia yang dijadikan khalifah di muka bumi, panutan makhluk-makhluk lain yang berada di alam semesta ini. Wallahu ‘alam

Sumber: infoislamdaily/islampos.com/selfie-julurkan-lidah-ternyata-232475

Seruan bahagia seorang ayah

Seruan bahagia seorang ayah


  Info Harian Islam - Model Lnlah dari keluarga Sakinah, semangat kepatuhan kepada Allah dan nabi -Nya yang tidak dikelola untuk melahirkan Putra yang merupakan pengetahuan Ahlul.


Setelah tahun demi tahun tidak ada berita tentang kembalinya ayah Rabi'ah dan suami Umm Abdurrahman, saatnya tiba ketika takdir Tuhan mengumpulkan ketiganya.

Ketika dia tiba di rumahnya dengan kondisi tubuh yang tidak lagi muda, Farrukh memiliki kesalahpahaman dengan putranya Rabi'ah. Karena Farrukh tidak pernah berpikir bahwa anaknya tidak mengenalnya.


Dia juga memutuskan untuk pergi langsung ke rumah untuk bertemu istrinya. Keduanya berpelukan dan sang ayah terus meneteskan air mata. Rabi'ah tanpa henti mencium tangan ayahnya dan mencium kepalanya secara bergantian

Para tetangga yang melihat insiden itu dibubarkan dalam suasana yang sangat emosional.

Sehingga semua diam dan sunyi, tersentuh tersapu dalam kerinduan yang lama yang terbayar malam itu.


Setelah berlalu momen tersebut, Farrukh pun bergegas menyempurnakan wudhu dan keluar menuju masjid Rasulullah.
Setibanya di masjid ruangan sudah penuh. Para jamaah mengelilingi seorang guru yang sedang mengajar mereka. Farrukh berusaha melihat wajah guru itu, namun tak berhasil karena padatnya jamaah. Ia terheran-heran melihat ketekunan mereka mengikuti majelis syaikh tersebut.

"Siapakah dia sebenarnya?" tanya Farrukh kepada salah seorang jamaah.
"Orang yang Anda lihat itu adalah seorang alim besar. Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Sufyan Ats-Tsauri, Lait bin Sa'ad dan lainnya.
Di samping itu dia sangat dermawan dan bijaksana. Dia mengajar dan mengharapkan ridha Allah semata," jawab orang itu.

"Siapakah namanya?" tanya Farrukh.
"Rabi'atur Ra'yi."
"Rabi'atur Ra'yi?" tanya Farrukh keheranan.
"Benar."

"Dari manakah dia berasal?"
"Dia adalah putra Farrukh yang berjuluk Abu Abdurrahman.
Dia dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan Madinah sebagai mujahid fi sabilillah. Ibunyalah yang membesarkan dan mendidiknya," orang itu menjelaskan.
Tanpa terasa air mata Farrukh menetes karena gembira. Ketika kembali kerumah ia segera menemui istrinya. Melihat suaminya menangis.
sang istri bertanya.

"Ada apa, wahai Abu Abdurrahman?"
"Aku melihat putraku, Rabi'ah yang ilmunya, fikihnya, dan pendapatnya telah membuat hatiku ridha, senang dan bangga serta bersyukur. Demi Allah engkau telah mendidiknya dengan sangat baik, wahai Ummu Rabi'ah.

Bagiku ia adalah karunia terbaik yang telah Allah berikan kepadaku. Aku merasa bahagia karenanya, juga karena kemudahannya, ilmunya, serta kedudukannya di antara penduduk Madinah."

Sang istri bertanya, "Apakah itu sebanding dengan seluruh harta yang dulu engkau berikan kepadaku?

Farrukh menjawab, "Bahkan tidak sebanding dengan seluruh harta benda dunia, wahai Ummu Rabi'ah."

"Kalau demikian, tidak apa jika aku mengatakan kepadamu bahwa aku telah menggunakan seluruh harta yang dulu engkau tinggalkan untukku demi menjadikan putramu seperti sekarang ini. Apakah menurutmu aku telah menjaga hartamu?" tanya sang istri kembali.

"Ya, wahai Ummu Rabi'ah, sungguh engkau telah melakukan yang terbaik. Semoga Allah melimpahkan keberkahan terhadapmu," tukas sang suami.

Keduanya pun berpelukan, sementara air mata kebahagiaan terus membasahi kedua pipi mereka berdua.

Inilah satu tipe keluarga yang sakinah, semangat taat kepada Allah dan Rasul-Nya menular dan saling menguatkan, sehingga ketiganya hidup dalam kebahagiaan luar biasa setelah melalui masa ujian yang tidak sebentar dengan pengorbanan perasaan, Allah Subhanahu Wata'ala menjadikan sang putra menjadi ahlul ilmi dan sangat zuhud dan wara’ terhadap kehidupan dunia.

Berbahagialah seorang ayah yang melihat putranya menjadi lentera di tengah-tengah kehidupan kaum Muslimin.*/Imam Nawawi

Majalah Mulia Ramadhan 1438H
Tangis Bahagia Seorang Ayah
Foto: thayyibah.com