BERBAGI DENGAN KLIK

Tampilkan postingan dengan label Cerita Rakyat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Rakyat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Oktober 2018

Dongeng Legenda Lutung Kasarung Dan Putri Purbasari

Hi, jumpa lagi dengan Dongeng Anak terbaru, sebelumnya mohon maaf karena baru bisa update dongeng kembali, ya di karenakan sempat tertunda karena ada masalah. Nah kali ini dongeng anak akan bercerita tentang legenda LUTUNG KASARUNG. Yuk adik-adik yang baik kita baca saja cerita legendanya.

Awal cerita, jaman dahulu kala ada seorang raja ditanah Pasundan yang bernama Prabu Tapak Agung. Ia adalah seorang Raja yang sangat bijaksana dan sangat dicintai oleh rakyatnya.

Prabu Tapak Agung mempunyai dua orang putri cantik, putri yang pertama bernama Purbararang dan putri yang kedua bernama Purbasari.

cerita legenda rakyat lutung kasarung dan putri purbasari yang baik hati
Dongeng anak cerita legenda nusantara " Lutung Kasarung dan Putri Purbasari "

Singkat cerita, pada suatu saat Prabu Tapak Agung sakit dan sudah mendekati akhir hayatnya, kemudian sang raja pun meminta kepada putri keduanya Purbasari untuk menggantikan posisinya untuk memimpin Kerajaan,

"Anakku, aku mungkin hidup tidak terlalu lama lagi, aku sudah tua dan lelah untuk memimpin monyetjaan! Jadi sudah saatnya aku turun tahta," kata Prabu Tapak Agung.

Akan tetapi Purbararang yang mendengar perkataan Ayahnya kepada purbasari tidak setuju dengan perintah ayahnya itu. Purbararang merasa, dia lah yang berhak menggantikan posisi ayahnya untuk memimpin monyetjaan, karena dia adalah anak tertua.

Setelah Prabu Tapak Agung mangkat, suasana istana kerajaan pun menjadi tidak nyaman.

Rasa iri dan dendam pun muncul dihati purbararang, membuatnya sangat geram dan ia pun merencanakan sesuatu untuk mencelakakan adikanya Purbasari.

Purbararang pun pergi untuk mencari dan menemui seorang penyihir, Purbararang meminta agar penyihir tersebut untuk memantrai adiknya Purbasari. Dan akibat dari mantra penyihir tersebut cukup parah, Purbasari yang tadinya cantik tiba-tiba kulitnya berubah menjadi bertotol-totol hitam.

Akibat penyakit yang diderita Purbasari, kemudian Purbararang pun mengusirnya dari istana kerajaan.

"Pergi kau dari sini, Purbasari," kata Purbararang
"Orang yang telah dikutuk seperti mu, tidak layak untuk menjadi seorang Ratu di istana ini, dan bahkan kau tidak layak untuk tinggal di sini" lanjutnya.

Purbararang pun menyuruh seorang patih untuk mengasingkan Purbasari ketengah hutan. Dan dengan merasa berat hati patih tersebut menuruti perintah Purbararang.

Akan tetapi, ditengah-tengah hutan, sang patih sangat kasian dengan Purbasari, dan dibuatkannya sebuah pondok untuk Purbasari. Sebelum sang Patih pergi, Ia juga memberikan nasehat kepada Purbasari, agar Purbasari selalu tabah dan sabar.

Selama Purbasari tinggal ditengah-tengah hutan, ia tidaklah kesepian, Putri yang baik hati itu berteman dengan banyak hewan yang selalu baik kepadanya. Dan diantara ratusan banyaknya hewan yang menjadi temannya, ada seekor monyet dengan bulu berwarna hitam dan sangat misterius diantara hewan-hewan lainnya.

monyet tersebutlah yang sangat paling perhatian dan paling baik terhadap Purbasari. Bahkan monyet itu sering membawakan bunga dan buah-buahan untuk menghibur hati Purbasari.

"Wahai kau monyet yang sangat baik, aku akan berikan nama kepadamu agar aku mudah untuk memanggilmu. Kau ku beri nama Lutung Kasarung," kata Purbasari kepada seekor monyet yang sudah sangat baik kepadanya.

Suatu malam saat bulan purnama datang, monyet tersebut pergi ketempat yang sepi untuk bersemedi. Setelah cukup lama monyet tersebut bersemedi, tiba - tiba saja tanah didekat tempat duduknya bersemedi mengeluarkan air yang sangat jernih dan juga harum, air tersebut terus keluar dan membentuk sebuah telaga kecil.

Pada keesokan harinya, monyet itu menghampiri Purbasari dan memintanya untuk mandi ditelaga kecil itu. Walaupun awalnya Purbasari merasa ragu, namun akhirnya ia menuruti permintaan Lutung kasarung.

Kejadian aneh dan ajaib pun terjadi, setelah mandi di telaga kecil itu tiba-tiba kulit Purbasari yang tadinya totol-totol hitam pun kini menjadi bersih seperti semula. Purbasari pun sangat terkejut dan sangat gembira karena ia telah sembuh dari penyakitnya.

Di hari yang sama, Purbararang yang berhati jahat tiba-tiba berniat ingin melihat keadaan Purbasari di tengah hutan. Dia pun pergi ke tengah hutan bersama tunangannya dan beberapa orang pengawal monyetjaan.

Saat melihat kondisi adiknya Purbasari yang sudah kembali cantik, Purbararang pun terkejut. Tapi, putri yang jahat itu tidak menyerah. Dia mengajak adiknya untuk adu panjang rambut. Siapa yang rambutnya paling panjang, maka dia lah yang menang. Ternyata, rambut Purbasari lebih panjang dari rambut Purbararang, jadi Purbasari lah yang menang.

Purbararang masih belum menyerah. Ia kemudian mengajak Purbasari untuk adu tampan tunangan, lalu ditunjukkannya tunangannya yang tampan. Purbasari kebingungan karena dia tidak memiliki tunangan.

Purbasari menarik monyet sahabatnya. Purbararang tertawa terbahak-bahak melihat hal itu.

"Jadi tunanganmu seekor monyet?" Ejek Purbararang dengan sinis.

Namun secara tiba-tiba terjadi sebuah keajaiban. Monyet sahabat Purbasari seketika berubah wujud menjadi seorang pemuda yang gagah dan berwajah sangat tampan, jauh lebih tampan dari tunangan Purbararang.

Para pengawal yang melihat hal tersebut terheran-heran dan bersorak gembira karena putri yang baik hati menang.

Akhirnya Purbararang pun mengaku kalah, mengakui kesalahannya, dan meminta maaf. Putri Purbasari yang baik hati tidak merasa dendam dan ia pun tidak menghukum kakaknya yang sudah berbuat jahat terhadapnya.

Purbasari kemudian menjadi seorang ratu yang memimpin kerajaannya dengan bijaksana, ditemani oleh pemuda pujaan hatinya, yang dulu selalu menemaninya dengan setia dalam wujud seekor lutung.

Minggu, 26 Agustus 2018

Cerita Dongeng Asal Usul Guntur Dilangit

Cerita dongeng anak asal mula Guntur atau petir dilangit

Pada jaman dahulu kala, manusia dan peri hidup rukun berdampingan, Si peri Mekhala adalah peri yang cantik dan juga pandai, ia berguru pada Shie. Selain simekhala, Shie juga mempunyai murid laki-laki yang bernama Ramasaur. Ramasaur kalah pandai dengan Mekhala dan ia pun selelu iri pada kepandaian mekhala. Akan tetapi Guru Shie tetap sayang kepada kedua muridnya dan tidak pernah membeda-bedakan kedua muridnya.

cerita dan dongeng untuk anak, cerita legenda dan cerita rakyat
Dongeng anak asal mula petir (guntur)

Dongeng Lainnya :

Pada suatu hari Guru Shie memanggil kedua muridnya dan berkata
"Besok... berikanlah kepadaku secawan penuh air embun, barang siapa yang lebih cepat mendapatkan secawan penuh air embun, beruntunglah ia. Karena dari secawan penuh air embun itu akan ku ubah menjadi permata yang bisa mengabulkan permintaan apapun."

Kedua muridnya tertegun mendengar perintah dari gurunya. Ramasaur membayangkan ia akan meminta harta benda dan kemewahan sehingga dalam bayangannya ia akan menjadi orang terkaya di negrinya. Akan tetapi Si Mekhala malah sebaliknya, Ia berfikir dengan keras, karena untuk mendapatkan secawan penuh air embun tentu sangat tidak mudah.

Esok hari nya, pagi-pagi sekali mereka pun pergi kehutan untuk mengumpulkan secawan air embun. Ramasaur yang serakah dan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman-tanaman kecil lain nya. Akan tetapi hasil yang di dapat si Ramasaur sangat mengecewakan, air embun selalu saja tumpah sebelum dituangkan kecawan.

Sebaliknya, Mekhala dengan sangat hati-hati menyerap embun di antara dedaunan dengan menggunakan sehelai kain. Perlahan-lahan diperasnya lalu di masukan cawan. Dan hasilnya pun sangat menggembirakan. dan tak lama kemudian cawan si Mekhala telah penuh. Ia pun pulang dan memberikan cawan yang sudah di penuhi air embun kepada Gurunya.

Mekhala memang murid yang cerdik, gurunya pun menerima secawan air embun dengan gembira.Dan sesuai janji gurunya, air embun itu pun di ubah menjadi permata sebesar ibu jari. "Mekhala, jika kau menginginkan sesuatu, kau angkat permata ini sejajar dengan kening mu. Lalu kau ucapkan keinginan mu." Kata Guru Shie.

Mekhala pun mengerjakan apa yang di katakan oleh gurunya tersebut, lalu menyebutkan keinginannya dan dalam sekejap mekhala telah berada di langit biru, melayang layang seperti burung rajawali.

Baca Juga Dongeng Anak Islami :

Sementara Ramashur baru berhasil mendapatkan secawan penuh air embun sampai senja hari. Hasil air embun yang di bawa Ramashur tidak sebening yang didapatkan oleh Mekhala. Ramashur pun menyerahkan cawan itu ke pada gurunya. "Ramasaur, meskipun engkau kalah cepat dari Mekhala, kau akan tetap mendapatkan hadiah dari ku atas jerih payah mu. Ambil Kapak sakti ini, kau gunakan kapak ini untuk membela diri bila kau dalam bahaya, jika kau lemparkan kapak ini kesasaran, gunung pun bisa hancur terkena kapak ini." Kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti yang terbuat dari perak.

Ternyata Ramasaur menyalah gunakan kapak yang di beri oleh Guru Shie. Ramasaur iri melihat Mekhala yang bisa terbang melayang layang di langit. Karena iri dan menjadi benci terhadap Mekhala, Ramasaur melemparkan kapak itu ke arah Mekhala yang sedang terbang melayang layang di langit. Mekhala pun menggunakan permatanya untuk menangkis kapak Ramasaur. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Nah adik-adik yang baik itulah cerita dongeng asal usul guntur atau petir yang suka kita lihat di atas langit.

Tag:
cerpen, cerita anak, dongeng anak, dongeng untuk anak, dongeng asal usul, cerita rakyat, dongeng legenda, legenda rakyat, si peri mekhala

Rabu, 25 Juli 2018

Cerita Legenda Gunung Merapi | Cerita Rakyat Yogyakarta

Cerita legenda, cerita rakyat Yogyakarta kategori legenda Gunung merapi, babad tanah jawa

Diceritakan dalam Babad Tanah Jawa, ada seorang Panembahan Senopati yang sedang bertapa di Nglipura, dekat Bantul. Setelah Panembahan Senopati selesai bertapa, kemudian Ki Juru mertani bertanya kepadanya, " apakah yang Kau Dapatkan di dalam tapamu?"

Panembahan Senopati menjawab, " aku mendapatkan Lintang Johar di Nglipura."
Segera Ki Juru mertani bertanya kembali kepada senopati " apakah lintang Johar itu mampu dapat menghilangkan mara bahaya?"
" tidak paman," ujar Panembahan Senopati.
" kalau begitu, bertapa lah lagi kau Senopati," kata ki Juru mertani.

Ki Juru mertani melanjutkan perkataannya " hanyutkan lah sebatang kayu di sungai, naiklah engkau di atas kayu yang hanyut itu. Setelah kau sampai di Laut Kidul, kau akan menjumpai Ratu Kidul."

Panembahan Senopati menjalankan apa yang dikatakan Ki Juru mertani. Di dalam Babad Tanah Jawa disebutkan tentang pertemuan panembahan Senopati dan Ratu Laut Kidul. Ratu Laut Kidul bersedia membantu Panembahan senapati dengan bala tentara makhluk halus.

Panembahan Senopati kemudian menemui Ki Juru mertani.
" nah, sekarang apa yang kau dapatkan dari tapamu?"
" benar Kata paman, saya dapat bertemu dengan Ratu Kidul."
" lantas, apa yang engkau dapatkan?" tanya Ki Juru mertani
" aku diberi minyak jayang katong dan telur degan," jawab Panembahan Senopati.
" telur yang engkau dapatkan itu berikanlah pada juru taman," kata Ki Juru mertani.

Singkat ceritera, setelah Ki Juru taman memakan telur yang diberikan oleh Panembahan senopati. Terjadi keanehan dalam diri ki Juru taman. Tubuhnya seketika berubah wujud menjadi raksasa yang besar dan sangat mengerikan.

kisah cerita rakyat yogyakarta
Cerita Gunung Merapi

Selanjutnya, raksasa itu ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Adapun tempat penjagaannya adalah plawangan. Maka, apabila terjadi bencana yang diakibatkan oleh gunung merapi, raksasa itulah yang menjaga dan menahan agar bencana tidak menjalar ke arah selatan, khususnya keraton yogyakarta. Sebab itulah, lahar yang keluar disemburkan oleh Gunung Merapi tidak pernah mengalir ke arah selatan. Dengan demikian daerah sebelah selatan senantiasa terhindar dari bencana.

Sedangkan minyak jayang ketong diperintahkan agar dibuang, namun sebelumnya dibuka dahulu dan diusapkan pada dua anak laki-laki dan perempuan yang ada di sana. Setelah terkena jayang katong, raga keduanya tidak kelihatan. Anak laki-laki tidak tampak itu dijuluki kyai panggung, sedangkan si anak perempuan menjadi nyai koso.

Sampai sekarang, mereka dipercayai masih setia menjaga beringin putih di utara masjid yang ada di sebelah Selatan jalan.

" jangan takut! Memang aku buaya, tapi asalku manusia sepertimu juga. Aku dikutuk karena perbuatanku yang tercela. Oleh orang-orang aku biasa dipanggil Somad, pekerjaan sehari-hari ku merampok di sungai Tulang Bawang. Semua harta dan benda yang telah ku rampok, semua tersimpan dalam gua ini. Selain itu, di gua ini terdapat terowongan rahasia yang menembus langsung ke desa mu. Tak ada yang mengetahui Terowongan itu."

Dalam keadaan terkejut dan ketakutan, Aminah berusaha menyimak seluruh perkataan sibuaya. Dan tanpa disadarinya, Aminah telah mendengar Sebuah Rahasia yang dapat memberinya jalan keluar dari gua itu. Walaupun si buaya selalu bersikap baik kepadanya dan selalu memberinya hadiah-hadiah perhiasan, ia tetap tidak kerasan, Dia ingin kembali ke desanya. Aminah berharap untuk dapat meninggalkan sibuaya yang kesepian itu sendiri didalam gua dan segera kembali ke kampung halamannya.

Pada suatu ketika, si buaya perompak tertidur dan membiarkan pintu buahnya terbuka. Aminah segera menggunakan kesempatan itu untuk keluar melalui terowongan sempit itu. Ketika menyusuri cukup lama, tiba-tiba ia melihat sinar matahari. Betapa gembiranya Aminah dapat keluar dari gua itu. Aminah, sigadis yang rupawan itu akhirnya bisa kembali ke desanya dengan selamat. Ya hidup tentram dan bahagia bersama keluarganya.

Harta berlimpah tidak menjamin hidup bahagia, buaya itu kaya raya tapi ia Kesepian dan menderita akibat perbuatannya itu.
Terms Tag :
cerita rakyat, cerita legenda, dongeng anak, cerita dongeng, kumpulan cerita rakyat, cerita pendek, dongeng cerita, dongeng pendek, dongeng bergambar,

Selasa, 17 Juli 2018

Cerita Dongeng Legenda Putri Ikan Duyung

Cerita legenda rakyat Sulawesi Tengah, asal mula putri ikan duyung.

Asal mula Ikan Duyung
Ini adalah cerita rakyat Sulawesi Tengah

Dahulu kala, hiduplah pasangan suami istri dengan tiga anak yang masih kecil, pagi itu mereka makan nasi dengan ikan. Masing-masing beroleh bagiannya. Ikan yang dihidangkan rupanya tidak habis dimakan, sang suami berpesan kepada istrinya sebelum berangkat ke kebun" istriku, tolong siapkan ikan yang tersisa tadi untuk makan nanti sore".

" baik pak, jawab si istri" dan pada siang harinya, istri dan ketiga anaknya makan siang bersama. Tiba-tiba bungsu menangis, dia inginkan yang disimpan di lemari. Dengan sabar, ia mencoba memberi pengertian kepada anak bungsunya." nak, ikan yang di lemari itu untuk makan Ayah nanti sore".

cerita legenda rakyat sulawesi tengah
Cerita rakyat sulawesi tengah

Tag: putri duyung

Entah apa yang terjadi, si bungsu malah menangis sekeras-kerasnya. Akhirnya, sisa ikan itu diberikan kepada anaknya yang paling bungsu. Seketika itu juga, rani si bungsu tak terdengar lagi.
Setelah seharian si Ayah begitu selesai bekerja tampak ya begitu lapar dan lelahnya. Di benak nya, iya terbayang makan sore dengan ikan. Dengan cekatan, si Ibu menghidangkan makanan.

Namun sang ayah tidak melihat sisa ikan tadi pagi. Raut mukanya langsung berubah masam.
" istriku, mana sisa ikan tadi pagi?" tanya si Ayah kepada istrinya.
" maaf suamiku, ketika makan siang si bungsu menangis, ingin makan dengan ikan." jawab si istri.

Akan tetapi bukannya mengerti dengan watak anak bungsunya, sang suami malah terlihat begitu marah. Saat itu juga, istrinya dipaksa mencari ikan di laut.
" kau tidak boleh pulang ke rumah sampai mendapat ikan yang banyak, sebagai pengganti ikan yang dimakan si bungsu" marah suami kepada istrinya tanpa belas kasihan. Sang istri pun pergi dengan rasa sedih dan sakit hati kepada suaminya. Itu berat meninggalkan ketiga anaknya, khususnya si bungsu yang masih menyusui.

Sudah lama Si Buta kembali ke rumah. Ketiga anaknya yang masih kecil itu begitu merindukan ibunya. Mereka mencari ibunya ke pinggir laut, terus saja mereka memanggil-manggil ibunya.

Proses pencarian ibunya hampir mustahil, karena tidak seorang pun ada di situ. Sungguh ajaib, si Ibu tiba-tiba mu laut. Dihampirinya si bungsu dan segera disusuinya. Sang Ibu berpesan kepada ketiga anaknya agar mereka kembali ke rumah. Kata sang ibu, ia tidak lama lagi akan pulang. Ketiga anaknya pun mematuhi perintah sang Ibu dan segera pulang. Semalaman mereka menunggu sang ibu. Namun, sang ibu yang dirindu rindukan oleh anaknya tak juga kunjung datang.

Kecemasan terhadap nasib sang ibu, akhirnya keesokan harinya Mereka pun kembali ke laut.
" ibu, pulanglah ke rumah..! Si bungsu ingin menyusui ujar si sulung ketika tiba di pinggir laut.
Tak lama, ibu mereka pun muncul dari laut. Lalu, ibu menyusui si bungsu. Barulah kelihatan ada sesuatu yang berubah dengan tubuh sang ibu. Ada sisik di sekujur tubuhnya. Rasa suka cita sirna, berganti dengan rasa ragu dan takut.
" sini bungsu, gua kan menyusuimu," bujuk si Ibu
" tidak! Kau bukan Ibuku...!" tukas si bungsu
" aku adalah ibu kalian anak-anakku"
" bukan...! Kau bukan ibu kami! Jawab si sulung sambil menarik adik-adiknya meninggalkan tepi laut. Mereka pun terus menyusuri pantai tanpa tujuan yang jelas. Tiap kali mereka memanggil si Ibu, tiap itu pula muncul si ibu dengan tubuhnya yang disesaki sisik ikan. Akhirnya, ibu itu menjadi ikan duyung, separuh tubuhnya berwujud manusia dan separuhnya lagi berwujud ikan.

Search Suggest :
putri duyung, cerita ikan duyung, wujud asli putri duyung, cerita rakyat, dongeng putri duyung, kisah putri duyung, cerita legenda, sulawesi tengah, kisah putri duyung, kisah ikan duyung, cerita sulawesi tengah, mitos putri duyung, putri duyung anak-anak, cerpen putri duyung, legenda nyata,

Senin, 04 Juni 2018

Dongeng Legenda - Asal Usul Karapan Sapi

Cerita legenda asal usul karapan sapi di Pulau Madura. Yuk adik-adik yang baik kita langsung saja baca cerita nya...

Pada suatu hari, Raja Sumenep sedang mengadakan peninjauan kesebuah desa. Didalam desa tersebut, Ia tidak sengaja melihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya dengan ditarik oleh sapi.

dongeng asal usul karapan sapi
dongeng rakyat

Sang Raja Sumenep pun berhenti dan sangat tertarik sekali ingin merasakan naik diatasnya, seperti petani itu yang naik gerobak yang ditarik oleh sapi.

Kemudian Raja Sumenep pun mencobanya, dan setelah ia mencobanya ternyata Ia sangat senang. Tapi Raja Sumenep tidak tahu cara mengendalikan sapi yang menariknya. Dan Ia pun bertanya kepada si Petani dan mempelajari cara mengendalikan sapi.

Setelah mempelajari cara mengendalikan sapi, Raja Sumenep pun mendapatkan ide, sebenarnya bila sapi tidak dibebani oleh bajak, mungkin sapi itu dapat berlari dengan cepat. Nah, bagaimana kalau sepasang sapi itu diberi alat seperti orang sedang membajak sawah. Akan tetapi yang dihilangkan adalah bajaknya, setelh itu diberi pijakan kaki untuk tempat berdiri pengendaranya, Pikir Raja Sumenep.

Raja Sumenep pun mencoba membuat sesuatu dari idenya tadi. Dan ternyata, sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan.

Kemudian Sang Raja pun memperkenalkan kegiatan itu kepada para prajurit-prajuritnya. Dan ternyata mereka pun sangat menikmatinya.

Dihari selanjutnya, Sang Raja mengumpulkan penduduk dan para pengawalnya. Didepan penduduk yang sudah berkumpul Sang Raja berkata, "Kita tidak harus bekerja ditanah garapan terus menerus, kita juga perlu hiburan. Setelah semua pekerjaan selesai, tidak ada salahnya kita melakukan permainan karapan sapi,"

Pada akhirnya permainnan itu dikenal dengan nama Karapan Sapi yang artinya mengelola tanah atau membajak tanah.

Dan permainan karapan sapi itu masih bisa kita lihat sampai sekarang dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Madura.