BERBAGI DENGAN KLIK

Selasa, 06 Desember 2016

Pondok Pesantren Al-Khoirot, Malang

AWAL MULA PENDIRIAN

Awal mula pendirian Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang dapat ditelusuri dalam rekam jejak sejarahnya yang penuh dinamika. Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa dengan niat yang tulus dan reputasi yang baik seseorang akan dapat mendirikan pesantren walaupun dengan tanpa modal duniawi yang cukup.

MENDAPAT TANAH HIBAH UNTUK PESANTREN

Pada awal tahun 1960-an seorang dermawan bernama Hj. Siti Ruqoyyah asal desa Bulupitu, kecamatan Gondanglegi, kabupaten Malang datang ke Kyai Syuhud Zayyadi yang waktu itu masih muda dan baru beberapa tahun menikah dengan Nyai Hj. Masluhah Muzakki. Maksud kedatangan Hj. Siti Ruqoyah adalah untuk menawarkan sebidang tanah untuk keperluan pendirian pesantren. Hj. Ruqoyah memberi tawaran untuk memilih salah satu area tanah yang berlokasi di tiga tempat yaitu di desa Bulupitu, desa Karangsuko, dan desa Jogosalam yang ketiga-tiganya saat itu ikut kecamatan Gondanglegi, Malnag.

Hibah bukan Wakaf

Kyai Syuhud tidak langsung menerima tawaran tersebut karena Hj. Ruqoyah menawarkan sebidang tanah itu dengan akad transaksi wakaf. Kyai Syuhud menolak pemberian tanah waqaf untuk pesantren karena akan berpotensi kurang baik ke depan. Karena, tanah waqaf memiliki keterbatasan dalam segi penggunaannya. Misalnya, tanah wakaf untuk pesantren hanya boleh digunakan untuk kepentingan pesantren dan tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi.

Kyai Syuhud baru akan bersedia menerima tawaran tanah tersebut apabila berupa tanah hibah sehingga keluarga pengasuh pesantren nantinya bebas menggunakan tanah tersebut tanpa takut terjadi pelanggaran hukum syariah. Akhirnya, Hj. Ruqoyah menyetujui bahwa tanah yang ditawarkan adalah tanah hibah. Bukan tanah wakaf.

MENENTUKAN PILIHAN LOKASI

Setelah terjadi kesepakatan bahwa tanah yang ditawarkan untuk pesantren itu berupa hibah, bukan wakaf, masalah belum selesai sampai di situ. Ada satu hal lagi yang menjadi pemikiran Kyai Syuhud yaitu lokasi mana dari tiga tempat yang ditawarkan yang paling baik dan manfaat untuk pesantren. Apakah di Bulupitu, Jogosalam atau Karangsuko?

Bagi Kyai Syuhud, pilihan itu bukan keputusan yang mudah diambil. Karena, salah memilih tempat akan berdampak pada masa depan pesantren selanjutnya. Dan bahwa tawaran untuk memilih itu hanya datang satu kali, begitu pilihan sudah diambil dan pesantren sudah didirikan, maka tidak ada lagi titik balik untuk mengurungkan niat. Itulah sebabnya, Kyai Syuhud sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
abdul hamid baqir bin kh Abdul Madjid
 
Untuk itu, Kyai Syuhud sowan pada Kyai Abdul Hamid Bakir bin Kyai Abdul Majid, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, Madura. Dalam hubungan kekerabatan, Kyai Bakir adalah sepupu dari Kyai Syuhud. Namun bagi Kiai Syuhud, Kiai Bakir bukan hanya sekedar saudara dekat. Kyai Syuhud menganggap beliau sebagai seorang mentor, guru dan sekaligus sahabat dekat yang selalu siap mengulurkan bantuan apapun yang diperlukan baik diminta atau tidak. Kyai Bakir dianggap guru karena beliau adalah putra dari Kyai Abdul Majid, salah satu guru utama Kyai Syuhud. Dalam kultur Madura, putra seorang guru menempati posisi sama dengan guru asal dalam segi pemberian penghormatan dan ta’dzim.

Selain itu, Kyai Bakir dikenal sebagai sosok ulama pejuang dan dikenal memiliki keahlian spiritual yang andal. Itulah sebabnya Kyai Syuhud meminta nasihat spiritual untuk memutuskan lokasi pesantren.

Ternyata Kyai Bakir tidak memberi keputusan. Beliau hanya menjelaskan sisi positif dan negatifnya dalam perspektif spiritual apabila memilih salah satu dari tiga lokasi di atas. Sedang keputusan terakhir diserahkan kepada Kyai Syuhud.

Setelah mendengarkan tinjauan perspektif spiritual dari Kyai Bakir tersebut, maka Kyai Syuhud memutuskan untuk memilih lokasi di desa Karangsuko, kecamatan Gondanglegi, kabupaten Malang.

Tanah yang berada di desa Karangsuko, kecamatan Gondanglegi, kabupaten Malang ini memiliki luas 10.840 meter persigi atau 1 hektar leih sedikit. Lokasinya cukup strategis berada di jalan Sumbertaman (sekarang diubah menjadi Jalan Kyai Syuhud Zayyadi).

Di tanah inilah Kyai Syuhud membangun infrastruktur dasar yang diperlukan. Yang pertama adalah rumah untuk pengasuh, musholla untuk putra dan asrama santri putra.

KONDISI MASYARAKAT KARANGSUKO

Kondisi sosial dan spiritual masyarakat Karangsuko pada 1963 boleh dikata cukup memprihatinkan. Walaupun dalam KTP mereka beragama Islam namun dalam praktiknya masih sangat jauh dari spirit syariah Islam. Molimo (5M) masih marak di sana kala itu. Molimo atau 5M adalah singkatan dari minum, madon, madat, main, maling sebuah istilah yang umum dipakai untuk memberi label pada suatu kondisi seseorang atau masyarakat Islam yang jauh dari tuntunan agama.

Jadi, Kyai Syuhud memikul tiga tugas berat sekaligus yaitu membangun infrastruktur pesantren, mendidik santri, dan membina masyarakat Karangsuko terutama yang ada di sekitar pesantren.

PENDIRIAN PESANTREN AL-KHOIROT

Setelah disepakati oleh kedua pihak yakni Hj. Ruqoyah dan Kyai Syuhud, akhirnya pada bulan Ramadhan tahun 1963, Kyai Syuhud resmi pindah dari Jalan Murcoyo Gondangelgi ke desa Karangsuko dan mendirikan Pondok Pesantren Al-Khoirot untuk putra. Saat ini, tidak ada niat Kyai Syuhud atau Ny. Hj. Masluhah Muzakki untuk mendirikan pesantren putri. Kepindahan dari Gondanglegi ke Karangsuko pada tahun 1963 ini bersamaan dengan lahirnya putri Kyai Syuhud yang keempat dengan nama Luthfiyah.

Tanah yang dihibahkan oleh Ny.  Hj. Ruqoyah Bulupitu  sekitar 1 hektar. Untuk pendirikan sebuah pesantren dengan visi ke depan yang dapat menampung banyak santri dan institusi sekolah, maka tanah ini boleh dikakatan tidak begitu luas. Namun itu sudah cukup. Setidaknya untuk sementara waktu. Karena, saat ini belum banyak santri yang datang untuk mondok dan menuntut ilmu di PPA. Sehingga tanah yang sebenarnya tidak begitu luas itu selain dipakai untuk membuat beberapa kamar asrama putra, madrasah diniyah dan infrastruktur lainnya, masih juga dipakai untuk sebagiannya untuk menanam padi atau jagung.

TAHUN 1963: PENDIRIAN PESANTREN PUTRA

Tahun 1963 adalah tahun bersejarah bagi PPA karena pada tahun inilah mulai berdirinya Pondok Pesantren Al-Khoirot putra. Sejak tahun ini pula sejumlah santri putra mulai berdatangan dan nyantri di PPA.

Beberapa keponakan Kyai Syuhud yang berasal dari Pamekasan, Madura adalah termasuk di antara pasa santri yang datang pertama kali. Mereka antara lain KH. Muhammad Syamsul Arifin, KH. Abdul Jalil, KH. Hefni Thoha dan KH. Hasan Thoha, KH. Syafi’ Baidhowi. Kebanyakan dari mereka adalah utusan KH. Bakir Abdul Majid untuk membantu Kyai Syuhud merintis pesantren yang baru berdiri ini.

TAHUN 1964: PENDIRIAN PESANTREN PUTRI

Tahun 1964 adalah awal mula berdirinya Pondok Pesantren Al-Khoirot Putri. Pada tahun pertama ini hanya ada dua santri yang belajar. Keduanya berasal dari desa Brongkal yang lokasinya di sebelah selatan desa Karangsuko.
 

TAHUN 1966: PENDIRIAN MADRASAH DINIYAH PUTRA

Pada tahun 1966 maka dimulailah program pendidikan agama (diniyah) dengan sistem klasikal yang umum disebut dengan madrasah diniyah disingkat madin. Madrasah diniyah ini oleh Kiai Syuhud diberi nama Annasyiatul Jadidah. Saat ini, madrasah diniyah belum memiliki gedung asrama khusus dan masih bertempat di gedung sederhana dengan dinding bambu dan atap daduk (daun tebu kering). Pada tahun 1967 pembangunan gedung madrasah yang representatif sebanyak enam kelas mulai dibangun.

Pada tahun 1969-1970, pembangunan gedung madrasah diniyah selesai dibangun dan untuk pertama kalinya PPA memiliki gedung sekolah yang sepenuhnya berdinding tembok dan beratap genting.

Madin Annasyiatul Jadidah awalnya hanya mengajarkan agama. Beberapa tahun kemudian ilmu pengetahuan umum pun diajarkan di sini sehingga lulusan madin ini dapat mengikuti ujian persamaan untuk tingkat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

Guru-guru pertama madrasah ibtidaiyah Annasyiatul Jadidah antara lain sebagai berikut: Ustadz Muhammad Syamsul Arifin (Pamekasan Madura), Ustadz Abdul Jalil (Pamekasan Madura), Ustadz Sabiq (Jember), Ustadz Slamet (Kepanjen), Ustadz Rohawi (Karangsuko), Ustadz Mukhtar (Karangsuko).

TAHUN 1970: PENDIRIAN MADRASAH DINIYAH PUTRI

Tahun 1970 adalah awal mula santri putri dapat menikmati program pendidikan dengan sistem klasikal dengan didirikannya Madrasah Diniyah Annasyiatul Jadidah Putri. Sama dengan madin putra, pada kurikulum yang diajarkan madin putri terdiri dari ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Namun demikian, ilmu agama tetap memegang porsi yang lebih besar. Oleh karena itulah institusi ini diberi nama madrasah diniyah.

PERIODE PENGEMBANGAN PESANTREN

Sejak tahun 2007 berbagai usaha intensif dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pesantren dan menjadikan santri Al-Khoirot semakin kompetitif. Usaha ini meliputi tiga aspek yaitu, pertama, peningkatan kualitas program yang sudah ada seperti pengajian kitab kuning (الكتب التراثية) oleh pengasuh, pembenahan manajemen madrasah diniyah, dan peningkatan kualitas tenaga pengajar (muallim) membaca Al-Quran tartil.

Kedua, pengembangan sejumlah program baru antara lain pendidikan formal tingkat SLTP dan tingkat SLTA, pendirian program Tahfidz Al-Quran, program Bahasa Arab Modern, pendirian Pustaka Al-Khoirot, penerbitan empat buletin bulanan, dan lain-lain.

Ketiga, renovasi dan pembangunan fasilitas dan infrastruktur meliputi asrama santri, gedung sekolah, kamar mandi, tandon air, perkantoran, dan lain-lain.
 

TAHUN 2008: PENDIRIAN LEMBAGA PENERBITAN ‘PUSTAKA AL-KHOIROT’

Pada tahun 2008 PPA mendirikan lembaga penerbitan dengan nama Pustaka Al-Khoirot (Inggris: Al-Khoirot Press). Lembaga ini bertujuan untuk menjadi ujung tombak penerbitan berbagai karya tulis para santri Al-Khoirot. Baik itu berupa buletin, majalah maupun buku.

Sejak pertama kali Pustaka Al-Khoirot didirikan, lembaga ini telah berhasil menerbitkan empat buletin yang terbit secara reguler setiap bulan yaitu Buletin Al-Khoirot, Buletin Santri, Buletin Siswa, dan Buletin El-Ukhuwah. Selain itu, Pustaka Al-Khoirot juga menerbitkan buku-buku Islam hampir setiap tahun. Lihat detail: Daftar Buku-buku Islam

Buletin Al-Khoirot diterbitkan oleh kalangan guru madrasah diniyah putra yang distribusinya untuk internal dan eksternal. Buletin Santri dinakhodai oleh para santri madrasah diniyah putra untuk pembaca internal. Buletin Siswa dikelola oleh OSIS MTS dan MA Al-Khoirot putra untuk kalangan internal.

Adapun buletin El-Ukhuwah adalah buletin bulanan yang diterbitkan oleh santri Al-Khoirot yang meliputi santri madin, siswa MTS & MA pesantren putri Al-Khoirot.

TAHUN 2008: PENDIRIAN MADRASAH DINIYAH TSANAWIYAH (ULYA 1 DAN 2)

Pada tahun 2008, Al-Khoirot mendirikan Madrasah Diniyah Tsanawiyah Al-Khoirot yang merupakan kelanjutan dari Madrasah Diniyah Ibtidaiyah Annasyiatul Jadidah. Program ini terdiri dari dua kelas yang disebut dengan Ulya 1 dan Ulya 2. Materi pelajaran yang diberikan mengalami beberapa perubahan. Pada saat pertama kali didirikan sampai 2011 materi kajiannya meliputi Tafsir Jalalain (Quran), Bulughul Maram (hadis), Fathul Muin (Fiqih), Fathul Wahab, Al-Muhadzab, Iqna.

Dua tahun kemudian yakni tahun 2010-2012, materi pelajaran mengalami sedikit perubahan yakni Ibnu Aqil (Nahwu Shorof) dan Fathul Muin (Fiqih) sebagai ganti dari Tafsir Jalalain dan Bulughul Maram sedangkan yang tidak mengalami perubahan adalah Fathul Wahab, Al-Muhadzab, Iqna. Perubahan kembali terjadi pada tahun 2013 dan 2014 di mana kajian Ibnu Aqil dan Fathul Muin dihapus diganti dengan Ushul Fiqih saja. Sedangkan Fathul Wahab, Al-Muhadzab, Iqna tetap dipertahankan.

Sejak tahun ajaran 2015/2016, Madrasah Diniyah Tsanawiyah Al-Khoirot mengalami kenaikan status dari yang asalnya sebagai lembaga kajian tersendiri menjadi lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Madrasah Diniyah.

Sebagai konsekuensinya, maka sejak tahun ajaran 2015/2016 ini akan terjadi sejumlah perubahan yang cukup signifikan antara lain:
  • Santri Madin Tsanawiyah akan menjalani ujian semester ganjil dan genap.
  • Lulusan Madin Tsanawiyah akan diwisuda.
  • Jumlah hari masuk akan ditingkatkan menjadi hampir setiap hari dalam seminggu kecuali hari Jum’at.

Sejak periode 2015/2016 ini, materi kajian mengalami kajian mengalami sedikit perubahan yang lengkapnya sebagai berikut:

Tingkat Ulya 1

Materi kajian:
  • Kitab Ushul Fiqih karya Abdul Wahab Kholaf Bagian 1 (paruh pertama).
  • Kitab Asrar Al-Balaghah wa Dalail Al-I’jaz karya Abdul Qohir Al-Jurjani Bagin 1 (paruh pertama).
  • Kitab Fiqih Al-Muhadzab karya Al-Syairozi
  • Kitab Fiqih Fathul Wahab karya Al-Anshori
  • Kitab fiqih Iqna’

Tingkat Ulya 2

Materi kajian:
  • Kitab Ushul Fiqih karya Abdul Wahab Kholaf Bagian 2 (separuh kedua).
  • Kitab Asrar Al-Balaghah wa Dalail Al-I’jaz karya Abdul Qohir Al-Jurjani Bagian 2 (paruh kedua).
  • Kitab Fiqih Al-Muhadzab karya Al-Syairozi
  • Kitab Fiqih Fathul Wahab karya Al-Anshori
  • Kitab fiqih Iqna’ karya Al-Syarbini

TAHUN 2009: PENDIRIAN SEKOLAH FORMAL MTS & MA PUTRA

Pada tahun 2009, PPA mendirikan sistem pendidikan formal tingkat SLTP dan SLTA yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Khoirot dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Khoirot. Pada tahun ini, sekolah formal tersebut hanya dikhususkan untuk santri putra saja.

Dengan adanya pendidikan formal, bukan berarti madrasah diniyah ditinggalkan. Sebaliknya, Madrasah Diniyah justru semakin diperkuat dan tetap menjadi salah satu program unggulan yang wajib diikuti oleh semua santri.

TAHUN 2010: PENDIRIAN SEKOLAH FORMAL MTS & MA PUTRI

Pada tahun 2010, PPA Putri mendirikan sistem pendidikan formal tingkat SLTP dan SLTA yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Khoirot dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Khoirot untuk putri. Kenapa tidak sama tahun berdirinya antara putra dan putri, hal itu disebabkan karena adanya kebijakan pemisahan (segregasi) antara putra dan putri yang ketat. Pada tahun 2009, gedung sekolah yang tersedia hanya untuk putra. Sedangkan gedung untuk sekolah putri masih baru tahap awal pembangunan. Oleh karena itu, sekolah formal putri baru didirikan tepat setahun kemudian setelah gedung untuk sekolah putri baru saja selesai dibangun.

TAHUN 2010: BERDIRINYA PROGRAM BAHASA ARAB MODERN PUTRA

Pada tahun 2010, program Bahasa Arab didirikan untuk santri putra. Yang dimaksud dengan program bahasa Arab adalah Bahasa Arab Modern yang bertujuan agar santri yang mengikuti program ini mampu berbicara bahasa Arab aktif dalam kehidupan sehari-hari dan juga mampu membaca media, mendengarkan siaran radio dan menonton serta memahami siaran televisi berbahasa Arab.

Program Bahasa Arab modern berbeda dengan program Kitab Kuning walaupun keduanya sama-sama berbahasa Arab. Bedanya, yang pertama memakai bahasa Arab modern dan dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Sedang yang kedua (kitab kuning) memakai bahasa Arab klasik dan digunakan untuk kajian keilmuan agama tingkat lanjut (advanced).

Program ini bersifat opsional. Santri boleh mengikuti atau tidak. Ini sama dengan program Tahfidz Al-Quran yang juga bersifat opsional.

TAHUN 2010: PENDIRIAN KONSULTASI SYARIAH ISLAM AL-KHOIROT

Pada tahun 2010 didirikan lembaga Konsultasi Syariah Islam Al-Khoirot (KSIA). Lembaga ini merupakan lembaga konsultasi tanya jawab online melelalui internet bagi kalangan di luar pesantren yang ingin menanyakan masalah hukum Islam dan solusinya.

KSIA merupakan program yang khusus didedikasikan bagi kalangan luar pesantren yang memerlukan bimbingan, pencerahan dan solusi agama dalam berbagai bidang kehidupan berdasarkan Quran, hadits, dan ijtihad para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

Sejak pertama kali berdiri, KSIA telah mendapat sambutang yang cukup bai dari masyarakat dan sampai saat ini KISA tetap eksis dan bahkan berkembang. Terbukti semakin banyak jumlah masyarakat yang melakukan konsultasi setiap harinya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang bertanya lebih dari satu kali. Itu artinya, jawaban yang diberikan cukup memuaskan mereka baik.

Seluruh pertanyaan dan jawaban diarsipkan di www.alkhoirot.net sehingga semua orang dapat membacanya kapan saja selama situs tersebut masih hidup.

KSIA dimbimbing oleh Majelis Fatwa dan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot. Lebih detail lihat di sini.
 

TAHUN 2012: PENDIRIAN MA’HAD ALY

Pada tahun 2012 adalah awal berdirinya Ma’had Aly. Pada dasarnya Mah’had Aly ini adalah Madrasah Diniyah Aliyah dan merupakan kelanjutan dari Madrasah Diniyah Ibtidaiyah (I’dad sampai Wustho 2), Madrasah Diniyah Tsanawiyah (Ulya 1, dan Ulya 2). Dengan demikian, Ma’had Aly Al-Khoirot merupakan lembaga pendidikan khusus agama yang diperuntukkan bagi santri tingkat lanjut.
 

TAHUN 2012: BERDIRINYA TAHFIDZ AL-QURAN PUTRA DAN PUTRI

Pada bulan Maret tahun 2012, PPA Putri mendirikan program Tahfidz Al-Quran untuk santri putri. Tahfidz Quran Putri ini dipimpin oleh Ny. Lutfiyah Karim (keponakan KH. Idris Lirboyo), istri KH. Hamidurrohman Syuhud. Karena semakin banyaknya peminat yang mengikuti tahfidz, akhirnya Ny. Lutfiyah Syuhud, pengasuh utama PPA Putri, juga turun tangan membantu dan menjadi tempat muraja’ah untuk peserta tahfidz putri yang senior.

Pada bulan Mei tahun 2012, PPA Putra mendirikan program Tahfidz Al-quran untuk santri putra. Tahfidz Quran putra ini dipimpin oleh Habib Husain Syihab dari Brongkal. Baca detail: Tahfidz Al-Quran

TAHUN 2013: PENDIRIAN PROGRAM BAHASA ARAB MODERN PUTRI

Setelah program Bahasa Arab modern berhasil dibentuk dan berjalan dengan sukses, maka pada tahun 2013 program yang sama mulai dirintis untuk santri putri. Program bahasa Arab modern untuk putri dibimbing oleh Ustadzah Yuyun yang juga guru bahasa Arab MTs Al-Khoirot Putri.

TAHUN 2013: PEMBELIAN 1 HEKTAR TANAH UNTUK KOMPLEKS PUTRI

Pada 11 Juli 2013, Al-Khoirot berhasil membeli tanah seluas 10.280 meter persegi atau 1 hektar lebih. Tanah yang berlokasi tepat di utara pondok putri ini dibeli dari pemilik sebelumnya dengah harga 2 milyar. Pembelian lahan tanah ini mendesak dilakukan karena semakin banyaknya jumlah santri putri dan sempitnya kompleks pesantren yang ada saat ini. Selain itu, dengan bertambahnya program pesantren putri seperti sekolah formal, program tahfidz Al-Quran, dan bahasa Arab modern, maka penambahan sarana dan prasarana mutlak diperlukan sementara lahan yang tersedia sangatlah terbatas.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka Al-Khoirot memutuskan untuk membeli lahan yang berada di bagian utara dan bersebelahan dengan kompleks pesantren putri. Walaupun harganya sangat mahal untuk ukuran kemampuan finansial kami, namun Al-Khoirot tidak mempunyai pilihan kecuali membelinya.

Darimana dana untuk membeli tanah tersebut? Seperti diketahui, Al-Khoirot adalah pesantren yang berbiaya sangat murah sehingga tidak akan mampu membeli lahan tanah semahal itu. Jalan keluarnya tidak ada lain kecuali dengan cara menggali dana dari kalangan dermawan yang ingin menginfakkan sebagian hartanya untuk kemajuan pendidikan umat Islam khususnya yang berada di Pondok Pesantren Al-Khoirot. Selama 2 tahun pengumpulan dana yakni antara tahun 2012 sampai tahun 2013 akhirnya terkumpullah dana yang diperlukan untuk membeli tanah tersebut. Alhamdulillah. Semoga amal ibadah para donatur diterima oleh Allah dan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Amin.
 

PROGRES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI AL-KHOIROT

TAHUN 2014: FASILITAS TANDON AIR SENDIRI DAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA


Sejak Juli 2014 yang bertepatan dengan awal Ramadhan 1435 hijriyah, pondok pesantren Al-Khoirot berhasil membangun fasilitas tandon air sendiri sehingga tidak lagi bergantung dari air PDAM.

Air menjadi salah satu masalah yang cukup rumit di PPA karena lokasi tanahnya yang berada di dataran tinggi. Selama ini PPA mendapatkan fasilitas suplai air dari PDAM desa yang disebut dengan WS LEC. Namun suplai tersebut dirasa kurang mencukupi kebutuhan para santri yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Namun alhamdulillah sejak Juli 2014, PPA telah memiliki fasilitas tandon air sendiri yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh santri PPA baik putra maupun putri.

Pada tahun 2014 ini juga, pembangunan asrama putra 6 kamar berhasil dibangun.
 

TAHUN 2015: PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA 12 KAMAR

Pada tahun 2015,
  • Pembangunan lantai dua asrama putra 6 kamar dimulai. Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari pembangunan tahun 2014. Kali ini yang dibangun adalah lantai dua.
  • Pembangunan gedung asrama putra 10 kamar lantai 1.

TAHUN 2016: PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA 10 KAMAR

Aktivitas pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
  • Membangun asrama putra 10 kamar selesai dibangun.
  • Pemugaran asrama santri putri berkamar 21 yang sudah tua
  • Seluruh santri yang asalnya tinggal di asrama 21 dievakuasi ke asrama baru
  • Pembangunan gedung Madrasah Tsanawiyah putri lantai 3 dan selesai pada akhir Juni 2016.

PROGRAM PESANTREN AL-kHOIROT

Program Pesantren Al-Khoirot baik yang wajib maupun yang opsional dapat dilihat detailnya pada link-link berikut:
  1. Pengajian Kitab Kuning oleh Pengasuh
  2. Madrasah Diniyah (Madin)
  3. Baca Quran Tartil
  4. Pendidikan Formal
  5. Tahfidz Al-Quran
  6. Bahasa Arab Modern
  7. Bahasa Arab Klasik
  8. Santri Kilat
  9. Santri Dewasa
  10. Santri Luar Negeri (Internasional)
  11. Bahtsul Masail

Pondok Pesantren Al-Khoirot, Malang

PENDIRIAN DAN KRONIKA PESANTREN

Pondok Pesantren Al-Khoirot didirikan oleh KH. Syuhud Zayyadi pada 1963. Beliau merupakan bagian dari keluarga besar Bany Itsbat (Bani Isbat) dengan silsilah nasab sampai ke salah satu Walisongo (Sunan Drajad / Sunan Ampel / Sunan Giri).

PPA awalnya merupakan lembaga pengajaran Islam dengan format salaf (tradisional) murni dengan sistem pengajian sorogan dan wethonan / bandongan. Pada tahun 1966, madrasah diniyah (madin) Annasyiatul Jadidah didirikan. Madin ini menitikberatkan pada pendidikan ilmu agama dengan sistem klasikal dari kelas 1 sampai kelas 6 ibtidaiyah. Pada tahun 1977, madrasah tsanawiyah mulai dirintis oleh Kyai Syuhud, Namun sekolah ini hanya bertahan kurang dari setahun karena terkendala oleh banyak hal.

Pada tahun 2009, sekolah formal kembali didirikan tidak hanya MTS (Madrasah Tsanawiyah) tapi juga MA (Madrasah Aliyah) dengan nama MTS dan MA Al-Khoirot. MTS dan MA Al-Khoirot mendapat sambutan cukup baik dari masyarakat baik di lingkungan sekitar maupun dari kawasan lain di Indonesia baik dari dalam Pulau Jawa maupun dari luar Jawa.

Keunikan dari MTs dan MA Al-Khoirot adalah siswanya diwajibkan belajar di dalam pondok pesantren. Tidak boleh sekolah dari luar. Begitu juga sebaliknya, santri harus menjadi siswa MTS dan MA kecuali bagi yang sudah lulus SLTA atau mau memfokuskan diri pada program Tahfidz Al-Quran. Intinya, santri harus menjadi siswa dan siswa harus menjadi santri. Sehingga peserta didik betul-betul mengalami transformasi total baik dalam keilmuan maupun perilaku ketika mereka lulus dari MTS MA, maka mereka juga diharapkan lulus dari Madrasah Diniyah Pesantren Al-Khoirot.

Pada tahun 2012, PPA membuka program baru menghafal Al-Quran (Tahfidzul Quran) dengan tujuan untuk menciptakan generasi muda yang Qurani tidak hanya dalam keilmuan tapi juga dalam perilaku.

PENGASUH PESANTREN

Pengasuh menduduki posisi tertinggi dalam hirarki kepemimpinan sebuah pesantren di Jawa, termasuk di PPA. Pengasuh pertama Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) adalah KH. Syuhud Zayyadi sendiri. Setelah beliau wafat pada tahun 1993, pimpinan pesantren dipegang secara kolektif oleh putra dan menantu beliau di bawah nama Dewan Pengasuh. Dewan Pengasuh terbagi menjadi Dewan Pengasuh Harian dan Dewan Pengasuh Konsultatif.

Dewan Pengasuh harian adalah para pimpinan pesantren yang secara fisikal berada di lingkungan PPA dan terlibat langsung dalam urusan keseharian pesantren. Sedang Dewan Pengasuh Konsultatif adalah pimpinan pesantren yang, karena satu dan lain hal, secara fisik berada jauh di luar lingkungan PPA dan karena itu tidak terlibat langsung dalam aktivitas keseharian dan pengambilan keputusan pesantren. Namun demikian, Dewan Pengasuh Konsultatif tetap diminta konsultasinya dalam pengambilan keputusan yang dianggap sangat penting dan besar.

DEWAN PENGASUH HARIAN

Dewan pengasuh atau Board of Directors adalah pimpinan tertinggi dan bertanggung jawab atas pengelolaan pesantren sehari-hari. Posisi Dewan Pengasuh bersifat kolektif kolegial. Artinya, semua pengasuh memiliki kekuasaan yang relatif sama sehingga satu orang pengasuh tidak dapat mengambil suatu keputusan tanpa persetujuan dewan pengasuh yang lain.
 

DEWAN PENGASUH HARIAN PUTRA

Berikut Dewan Pengasuh harian putra yang bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan aktivitas harian seluruh lembaga yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot khususnya santri putra:
  1. A. Fatih Syuhud
  2. KH. Ja’far Syuhud
  3. KH. Hamidurrohman Syuhud
  4. KH. Humaidi Syuhud
  5. Ustadz Ahmad Faisol

DEWAN PENGASUH HARIAN PUTRI

Berikut Dewan Pengasuh harian putri yang bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan aktivitas harian seluruh lembaga yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot putri:
  1. Ny. Hj. Luthfiyah Syuhud
  2. Ny. Hj. Juwairiyah Syamsul Arifin
  3. Ny. Lutfiyatur Rohmah Karim
  4. Ny. Chusnia Khoirotus Saadah
  5. Ny. Malikatun Nufus Baidhowi

DEWAN PENGASUH KONSULTATIF

Seperti disinggung di muka, Dewan Pengasuh Konsultatif adalah para pimpinan pesantren yang tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas keseharian pesantren Al-Khoirot.
  1. KH. Zuhri Zaini dan Ny. Hj. Bisyaroh Syuhud  – Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
  2. KH. Amin Hasan Syuhud (1958 – 8 Desember 2015) –  mantan Dewan Pengasuh Ponpes Bata-bata Pamekasan Madura
  3. KH. Afif Thoha dan Ny. Hj. Faizah Syuhud Pengasuh Ponpes Al Falah Sumbergayam, Pamekasan, Madura
  4. KH. Baidhawi Khozin dan Ny. Hj. Khotimah Husna Syuhud Pamekasan, Madura
  5. Ustadz Mochammad Iqbal Ali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar