Dusta Dan Varian-Variannya
(Sungguh sangat besar pengkhianatanmu jika engkau mengatakan sesuatu kepada saudaramu padahal ia percaya kepadamu namun kamu berdusta kepadanya)208, bahkan (cukuplah seseorang itu disebut sebagai pendusta jika dia menceritakan setiap apa yang dia dengar)209, dan (sejelek-jelek pijakan seseorang adalah apa-apa yang masih bersifat dugaan).210 Dan (sungguh seseorang itu terkadang benar-benar berkata dengan satu perkataan yang membuat tertawa teman-teman duduknya, sementara perkataannya itu menjatuhkan dia sejauh bintang tsurayya)211, maka (celakalah orang yang dia berbicara dengan suatu pembicaraan supaya dapat membuat tertawa suatu kaum lalu dia berbohong. Celakalah dia ... celakalah dia).212
Bahkan (barangsiapa mengatakan kepada anak kecil: Ambil ini!, namun dia tidak memberikan apapun kepadanya maka ia telah berdusta)213, oleh karena itu [dusta itu tidak dibenarkan apapun bentuknya, baik dalam kondisi serius maupun main-main]214, oleh karena itu, janganlah kamu berdebat, bercanda dan berjanji kepada saudaramu dengan suatu janji lalu kamu mengingkarinya; karena (sesungguhnya menjaga hubungan baik itu termasuk dari iman)215, dan diantara ciri-ciri orang munafik itu adalah berdusta dan ingkar janji, dan (tidaklah beriman seorang hamba sepenuh iman hingga ia meninggalkan dusta saat bercanda dan meninggalkan debat meskipun dia benar).216
Dan sungguh Nabi kita telah menjamin (dengan sebuah rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta walaupun hanya bercanda).217
Footnote----------
208 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath Thobrani, dan di dalamnya ada rowi yang dlo'if, namun telah muwatsaq sebagaimana yang dikatakan oleh Al Haitsami di tempat yang lain. Dan hadits ini dinyatakan dlo'if oleh An Nawawi dan Al Albani. Al Hafidh Ibnu Hajar di dalam Al Ishobah menukil perkataan Ibnu Mandah, ia berkata: Hadits ini ghorib. Dan sepertinya setelah itu ia memberikan isyarat bahwa hadits ini kuat. Bahkan Al 'Iroqi ketika mentakhrij Ihya-U 'Ulumid Din berkata tentang sanadnya Ahmad dan Ath Thobroni: Hadits ini diriwayatkan dengan sanad jayyid.
209 Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Muqoddimah kitab Shohihnya.
210 Diriwayatkan oleh Al Bukhori dalam kitabnya Al Adabul Mufrod, juga aleh Abu Dawud dan Ath Thohawi dengan sanad shohih sebagaimana yang dikatakan oleh Al Hafidh dalam Al Ishobah, dan dinyatakan shohih oleh Al Albani. 'Dugaan' yang dimaksud dalam hadits ini kebanyakan digunakan untuk 'dugaan buruk'.
211 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban. Di dalamnya ada rowi yang dlo'if sebagaimana yang dikatakan oleh Adz Dzahabi dalam Mizanul I'tidal. Akan tetapi Al 'Iraqi berkata: Hadits ini diriwayatkan ole Ibnu Abi Dunya dengan sanad hasan.
212 At Tirmidzi mengatakan: Hadits ini hasan. Dan memang demikian adanya.
213 Diriwayatkan oleh Ahmad dan di dalamnya ada inqitho' (keterputusan), akan tetapj Al Albani berkata: Hadits ini diriwayatkan dengan sanad shohih pada riwayat Ibnu Wahb dalam kitabnya Al Jami' Fil Hadits.
Namun ada riwayat lain yang shohih dan mirip dengannya, sílahkan lihat di At Targhib karangan Al Mundziri, akan tetapi aku mengambil riwayat ini karena ingin memakai lafadznya.
214 Al Adabul Mufrod karangan Al Bukhori dari perkataan Ibnu Mas'ud dan ia shohih. Al Bushoiri berkata: Hadits ini para perowinya tsiqoh. Dan Al Albani menyatakan hadits ini shohih.
215 Diriwayatkan oleh Al Hakim sesuai syarat Al Bukhori dan Muslim, disetujui oleh Adz Dzahabi, dan ini adalah hadits hasan.
215 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath Thobroni dalam Al Mu’jam Al Ausath. Al Haítsami berkata: Hadits ini dalam sanadnya ada si Fulan yang belum pernah aku lihat ada orang menyebutnya. Al Mundziri berkata: Hadits ini pada matannya — dalam teks aslinya tertulis "matannya", tapi mungkin maksudnya "sanadnya" -pentj.— ada orang yang saya tidak ingat derajatnya, sedangkan untuk matannya banyak syawahidnya. Demikian juga yang dikatakan oleh Al Hafidh dalam Ta'jilul Manfa'ah. Sementara Al Albani menyatakan hadits ini shohih li ghoirihi dalam Shohih At Targhib.
217 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan ini adalah hadits hasan.