BERBAGI DENGAN KLIK

Jumat, 26 Agustus 2022

Etika dan hal-hal yang perlu dilakukan saat akan melakukan doa Idul Fitri

Etika dan hal-hal yang perlu dilakukan saat akan melakukan doa Idul Fitri

Etika dan hal-hal yang perlu dilakukan saat akan melakukan doa Idul Fitri
Dalam diskusi ini, buku ini diambil dari buku Minhajul Muslim oleh Shaytah Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri رَحِمَهُ اللهُ dengan tema etika dan hal-hal yang perlu dilakukan ketika akan berdoa dua hari libur, dan dalam diskusi ini adalah lebih banyak Dikhususkan pada saat Holiday Adha Idul Fitri, penjelasan berikut.

1.Mandi, memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian yang bagus , berdasarkan keterangan yang dituturkan Anas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , seraya berkata,
Rasulullahtelah memerintahkan kepada kami pada shalat dua hari raya supaya kami mengenakan pakaian yang terbagus yang kami miliki, memakai minyak wangi yang terwangi yang kami miliki serta berkurban dengan binatang yang paling gemuk yang kami miliki.” [1]

2.Tidak makan terlebih dahulu pada saat hendak berangkat shalat Idul Adha berdasarkan keterangan Buraidah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ,
Nabitidak berangkat pada hari raya Idul Fitri sehingga beliau makan terlebih dahulu, dan beliau tidak makan pada hari raya Idul Adha, sehingga beliau kembali, lalu makan daging kurbannya.” [2]

3.Mengumandangkan takbir pada malam Idul Adha
Pada hari raya Idul Adha takbir dilanjutkan hingga penghabisan Hari Tasyriq
Lafazh takbirnya:
االلهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ
"Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd"
Artinya:
"Allah Mahabesar. Allah Mahabesar. Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Allah Mahabesar. Allah Mahabesar. Kepunyaan Allah segala puji"

Juga dianjurkan mengumandangkan takbir ketika berangkat ke tempat shalat dan setelah shalat wajib pada hari-hari Tasyriq yang tiga hari(11, 12, dan 13 Dzulhijjah) sebagaimana ditegaskan Allah ﷻ dalam Firmannya,
وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ
"ważkurullāha fī ayyāmim ma'dụdāt"
Artinya: "Dan berzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang terbilang." (Al-Baqarah:203)

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
"wa żakarasma rabbihī fa ṣallā"
Artinya: " Dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia shalat." (Al-A’la:15)

وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ
"wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum"
Artinya: "Dan hendaklah kalian mengagungkan nama Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian." (Al-Baqarah:185)

4.Berangkat ke tempat shalat melalui suatu jalan dan pulangnya melalui jalan yang lain. Sebagaimana hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah ﷺ . Jabir رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata,
Kebiasaan Nabipada hari raya adalah beliau menempuh jalan yang berbeda (ketika pergi dan saat pulang)” [3]

5.Shalat hari raya hendaklah dilaksanakan di padang pasir atau lapangan terbuka, kecuali dalam keadaan darurat, misalnya hujan dan lain-lain, sehingga shalat dilaksanakan di masjid-masjid. Karena Rasulullah ﷺ pun melaksanakannya di padang pasir, sebagaimana dijelaskan di sebuah hadits shahih.

6.Mengucapkan selamat dengan mengucapkan salam kepada saudaranya:
تقبل الله منا ومنكم
"Semoga Allah menerima ibadah kami dan juga kamu." [4]

Sebagaimana hal itu dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa kebiasaan para sahabat Rasulullah ﷺ jika sebagian mereka bertemu dengan sebagian yang lainnya pada hari raya, niscaya mereka akan mengucapkan sesuai redaksi diatas.

7.Tidak ada larangan memberikan kelonggaran (agak royal) dalam makanan, minuman, dan mengadakan hiburan yang dibolehkan, berdasarkan sabda Nabi ﷺ yang berkenaan dengan hari raya Idul Adha (kurban),
Hari-hari Tasyriq itu adalah hari makan-makan, minum-minum, dan berdzikir kepada Allah .”  [5]

Juga keterangan Anas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , “Suatu ketika Rasulullah ﷺ dating ke Madinah, di mana kaum Muslimin Madinah mempunyai dua hari yang mereka jadikan sebagai hari hiburan. Rasulullah ﷺ pun bersabda,
Allahtelah mengganti dua hari kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu: Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.” [6]


Juga sabda beliau ditunjukan kepada Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ yang marah kepada dua orang wanita yang ada di rumah Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا yang sedang menyanyikan sya’ir pada hari raya,
Hai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita.” [7]

Demikianlah ulasan singkat mengenai Etika dan hal-hal yang perlu dilakukan ketika akan mengerjakan shalat Idul Adha yang di rangkum dari kitab Minhajul Muslim bab Etika dan Hal-hal yang Perlu Dilakukan Ketika Akan Mengerjakan Shalat Dua Hari Raya Karya Syaik Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri رَحِمَهُ اللهُ yang telah wafat pada hari Rabu 3 Dzulhijjah 1439 H dan di makamkan di kuburan Baqi. Semoga Allah ﷻ merahmati beliau dan memberikan pahala yang besar di akhirat atas karya-karya yang beliau tulis.

Dipublikasikan oleh: infoislamdaily.blogspot.com

Footnote___
[1] Diriwayatkan oleh al-Hakim 4/256 dengan sanad yang baik
[2] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 542 dan perawi lainnya lebih dari satu orang, dan Ibnu al-Qaththan menshahihkannya.
[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 986.
[4] Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang baik, al-Baihaqi, 3/319.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 1141.
[6] Diriwayatkan oleh an-Nasa’I, no. 11556 dan menshahihkannya.
[7] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 952.