Cerita Seorang Abu Nawas yang memenangkan lomba berburu dengan Abu Jahil.
Selamat pagi penggemar cerpen dan dongeng lucu.Kali ini saya akan publish cerita Abu Nawas dengan Judul Abu Nawas Cerdik memenangkan lomba Berburu,dan tentu saja mendapat hadiah dari sang raja karena kecerdikannya Abu Nawas ini.
Tokoh-tokoh cerita :
Abu Nawas
Raja Harun Ar-Rasyid
Abu Jahil
Pengawal Kerajaan
Penduduk sekitar Kerajaan
Ga Lama-Lama Langsung saja ,dan selamat membaca dan tertawa he,,he,,,heee
Suatu hari,dihari yang cerah,Sang Raja yang tentu saja Harun Ar-Rasyid beserta para pengawal-pengawalnya meninggalkan istana untuk berburu.Tapi ditengah perjalanan,salah seorang pejabat kerajaan yang bernama Abu Jahil menyusul rombongan raja yang hendak berburu dengan nafas terengah-engah diatas kudanya.
Cerpen Abu Nawas |
Dan Abu Jahil bicara kepada sang raja " Baginda...Baginda Raja.... Hamba mau mengusulkan sesuatu"sambil mendekati sang Raja Harun Ar-rasyid."Apa Usulmu wahai Abu Jahil? tanya sang Raja.
"Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan oleh banyak penduduk,bagaimana kalau kita sayembarakan saja?" dengan raut wajah yang serius ujar abu Jahil.
Sang Baginda raja terdiam sejenak dengan kepala menganguk-ngangguk.
"Hamba ingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas,dan pemenangnya nanti akan mendapat sepundi uang emas,dan kalau yang kalah nanti akan dihukum dengan hukuman memandikan kuda-kuda istana selama satu bulan." Tutur Abu Jahil untuk meyakinkan Raja Harun Ar-Rasyid.
Dan Terompet Sayembara pun Ditiup
Akhirnya sang Raja menyetujui usulan Abu Jahil tersebut. Hitung-hitung sayembara itu akan memberikan hiburan kepadanya. Maka, dipanggillah Abunawas untuk menghadap, dan setelah menghadap Raja Harun, Abu nawas pun diberi petunjuk panjang lebar.Pada awalnya, Abunawas menolak sayembara tersebut karena ia tahu bahwa semua ini adalah akal bulus dari Abu Jahil yang ingin menyingkirkannya dari istana.
Tapi Baginda Raja Harun memaksa dan Abu nawas tidak bisa menolaknya.
Abunawas pun berpikir sejenak
Abu Nawas tahu kalau Abu Jahil sekarang diangkat menjadi pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti.
Namun , karena kecerdikannya, Abunawas malah tersenyum dengan riang. Abu Jahil yang melihat perubahan raut muka Abunawas menjadi penasaran dbuatnya,Dalam batinnya Abu Jahil berkata mana mungkin Abunawas bisa mengalahkan dirinya kali ini.
Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu, siapa yang bakal menjadi pemenang dalam lomba berburu ini.
Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup.
Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara. Anehnya, Abunawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton pun banyak yang berteriak.
Saat menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya. Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapangan.
“…Aku, Abu Jahil berhak memenangkan lomba ini. Lihat..binatang buruanku banyak. Mana mungkin Abunawas mengalahkanku?...” teriaknya abu Jahil dengan lantang yang membuat para penonton semakin ramai bertepuk tangan.
Ribuan Semut
Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara kaki kuda Abunawas. Semua orang mentertawakan dan meneriakinya karena Abunawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya.Tapi, Abunawas tidak tampak gusar sama sekali. Ia malah tersenyum dan melambaikan tangan.
Baginda Raja menyuruh kepada 2 orang pengawalnya maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan 2 peserta tersebut.
Dan kesempatan pertama, para pengawal menghitung jumlah binatang hasil buruan dari Abu Jahil.
“Tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa dan dua ekor babi hutan, kata salah satu pengawal”.
“Kalau begitu akulah pemenangnya karena Abunawas tak membawa seekor binatangpun,” teriak Abu Jahil dengan sombongnya.
“Tenang… tenang…. aku membawa ribuan binatang. Jelaslah aku pemenangnya dan engkau wahai Abu Jahil, silahkan memandikan kuda-kuda istana. Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting jumlahnya,” kata Abunawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi dengan ribuan semut merah.
“Jumlahnya sangat banyak Baginda, mungkin ribuan, kami tak sanggup menghitungnya lagi,” kata pengawal kerajaan yang menghitung jumlah semut itu.
Melihat kenyataan itu, Abu Jahil tiba-tiba saja jatuh pingsan. Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah kepada Abunawas.
Ingatlah bahwa Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan.
Sekian cerpen abu nawas,sobat bisa baca Cerita abu nawas lainnya dalam blog in.
Terima kasih sudah berkunjung.