BERBAGI DENGAN KLIK

Tampilkan postingan dengan label Abu Nawas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Abu Nawas. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 September 2018

Tipuan Kepada Tuan Tanah | Cerpen Abunawas

Tipuan Abu Nawas kepada Tuan Tanah Yang Pelit dan Kikir

Selamat siang para abu nawas likers,silahkan baca-baca kembali cerita lucu tentang kecerdikan abu nawas di sini.kali ini makna dari cerita ini Bahwa orang yang kikir dan serakah pasti akan kena batunya.

Tokoh -tokoh dalam cerita ini
Abu Nawas
Tuan tanah
Para Pekerja Tuan Tanah

Pada suatu hari tepatnya hari itu bulan puasa Ramadhan menjelang hari yang keenam.
Seperti biasanya, Sambil menunggu bedug magrib tiba,abu nawas duduk di beranda rumahnya. dia berfikir bagaimana caranya agar dapur rumahnya tetep ngebul sambiil memandang ke arah langit biru.

dongeng anak terbaru lucu sebelum tidur

Tidak jauh dar rumahnya abu nawas ada seorang tuan tanah yang tentu saja sebagai tuan tanah,tentu saja mempunyai rumah yang besar.Rumah yang lengkap dengan seperangkat gudang makanan,lahan peternakan dan kamar.

Hampir setiap orang yang berada didaerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengan tuan tanah itu,bekerja keras setiap hari hari tetapi dengan hasil yang sedikit.

Dan bila meminjam uang dari dirinya maka harus mengembalikannya dengan bunga yang sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sangat tinggi.Dan tuan tanah itu mempunyai sifat yang pelit, kikir, tamak dan loba.

Singkat Cerita

Sang Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang aneh. Bila ia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak.

Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak. Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini pikir sang tuan tanah. Tuan tanah lalu berpikir agar Abu Nawas segera meminjam darinya.

Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu saja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak karena beranak.

Malahan tuan tanah itu menanyakan kepada abu nawas
 "apakah ingin meminjam yang lain".

Abu Nawas menjawab "tidak perlu". [Dia hanya butuh 3 butir telur].

Tuan tanah itu bertanya lagi dengan Abu Nawas "abu nawas kapan telur itu akan beranak?"

Abu nawas menjawab "itu tergantung dengan keadaan".

Singkat-singkat Cerita

Lima hari kemudian, Abu Nawas pun kembali ke rumahnya si tuan tanah itu. Mengembalikan telur menjadi 5 butir. Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu.

Tuan tanah lalu menanyakan kepada abu nawas apakah ia akan meminjam lagi. Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.

Pada Lima hari kemudiannya Abu Nawas datang lagi kerumah si tuan tanah dengan membawa tiga piring tembikar. Walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh si tuan tanah, tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak saja. Tak apa pikir sang tuan tanah karena bisa saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.

Ahirnya Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama – sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan uang senilai 1000 dinar. Jumlah yang sangat besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan.

Tuan tanah itu berangan – angan bahwa uang yang dipinjam abu nawas nanti akan diapakan karena akan banyak beranak. Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar.

Ditunggu selama lima hari, abu nawas tidak kunjung datang.Sudah hampir satu bulan, Abu nawas juga tidak datang. Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengan centengnya, Abu Nawas datang.

Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.

“Sayang sekali tuan. Uang yang saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati mendadak. ”Ujar Abu Nawas

Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah. Hampir saja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada teman – teman abu nawas yang baru pulang dari bekerja.

Lalu si tuan tanah itu mengadukan abu nawas kepada pengadilan. Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung atau bahkan dihukum rajam.

Dan,singkat cerita pun pengadilan pun digelar. Abu Nawas membeberkan semua duduk permasalahanya. Demikian juga tuan tanah itu menjelaskan. Pengadilan pun memutuskan cukup rasional (masuk akal). Kalau sesuatu bisa beranak sudah pasti bisa mati.
Dan Abu nawas telah menjalankan lakonnya dengan baik.

Dan tuan tanah yang tamak itu telah tertipu karena wataknya sendiri yang kikir, tamak, pelit.

Demikian cerita tentang Abu Nawas yang menipu tuan tanah yang pelit,kikir,dan serakah.
Hiduplah untuk berbagi,karena Berbagi itu indah.

Tag:
tuan tanah, dongeng anak, abu nawas, abu, nawas, abunawas, cerpen, cerita, jenaka, lucu

Rabu, 18 Juli 2018

Cerpen Lucu | Abu Nawas Menang Lomba Berburu

Cerita Seorang Abu Nawas yang memenangkan lomba berburu dengan Abu Jahil.

Selamat pagi penggemar cerpen dan dongeng lucu.
Kali ini saya akan publish cerita Abu Nawas dengan Judul Abu Nawas Cerdik memenangkan lomba Berburu,dan tentu saja mendapat hadiah dari sang raja karena kecerdikannya Abu Nawas ini.

Tokoh-tokoh cerita :

Abu Nawas
Raja Harun Ar-Rasyid
Abu Jahil
Pengawal Kerajaan
Penduduk sekitar Kerajaan

Ga Lama-Lama Langsung saja ,dan selamat membaca dan tertawa he,,he,,,heee

Suatu hari,dihari yang cerah,Sang Raja yang tentu saja Harun Ar-Rasyid beserta para pengawal-pengawalnya meninggalkan istana untuk berburu.Tapi ditengah perjalanan,salah seorang pejabat kerajaan yang bernama Abu Jahil menyusul rombongan raja yang hendak berburu dengan nafas terengah-engah diatas kudanya.

cerpen jenaka abunawas
Cerpen Abu Nawas

Dan Abu Jahil bicara kepada sang raja " Baginda...Baginda Raja.... Hamba mau mengusulkan sesuatu"sambil mendekati sang Raja Harun Ar-rasyid."Apa Usulmu wahai Abu Jahil? tanya sang Raja.

"Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan oleh banyak penduduk,bagaimana kalau kita sayembarakan saja?" dengan raut wajah yang serius ujar abu Jahil.

Sang Baginda raja terdiam sejenak dengan kepala menganguk-ngangguk.

"Hamba ingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas,dan pemenangnya nanti akan mendapat sepundi uang emas,dan kalau yang kalah nanti akan dihukum dengan hukuman memandikan kuda-kuda istana selama satu bulan." Tutur Abu Jahil untuk meyakinkan Raja Harun Ar-Rasyid.

Dan Terompet Sayembara pun Ditiup

Akhirnya sang Raja menyetujui usulan Abu Jahil tersebut. Hitung-hitung sayembara itu akan memberikan hiburan kepadanya. Maka, dipanggillah Abunawas untuk menghadap, dan setelah menghadap Raja Harun, Abu nawas pun diberi petunjuk panjang lebar.

Pada awalnya, Abunawas menolak sayembara tersebut karena ia tahu bahwa semua ini adalah akal bulus dari Abu Jahil yang ingin menyingkirkannya dari istana.

Tapi Baginda Raja Harun memaksa dan Abu nawas tidak bisa menolaknya.
Abunawas pun berpikir sejenak

Abu Nawas tahu kalau Abu Jahil sekarang diangkat menjadi pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti.

Namun , karena kecerdikannya, Abunawas malah tersenyum dengan riang. Abu Jahil yang melihat perubahan raut muka Abunawas menjadi penasaran dbuatnya,Dalam  batinnya Abu Jahil  berkata mana mungkin Abunawas bisa mengalahkan dirinya kali ini.

Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu, siapa yang bakal menjadi pemenang dalam lomba berburu ini.

Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup.

Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara. Anehnya, Abunawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton pun banyak yang berteriak.

Saat menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya. Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapangan.

“…Aku, Abu Jahil berhak memenangkan lomba ini. Lihat..binatang buruanku banyak. Mana mungkin Abunawas mengalahkanku?...” teriaknya abu Jahil dengan lantang yang membuat para penonton semakin ramai bertepuk tangan.

Ribuan Semut

Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara kaki kuda Abunawas. Semua orang mentertawakan dan meneriakinya karena Abunawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya.

Tapi, Abunawas tidak tampak gusar sama sekali. Ia malah tersenyum dan melambaikan tangan.
Baginda Raja menyuruh kepada 2 orang pengawalnya maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan 2 peserta tersebut.

Dan kesempatan pertama, para pengawal menghitung jumlah binatang hasil buruan dari Abu Jahil.
“Tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa dan dua ekor babi hutan, kata salah satu pengawal”.

“Kalau begitu akulah pemenangnya karena Abunawas tak membawa seekor binatangpun,” teriak Abu Jahil dengan sombongnya.

“Tenang… tenang…. aku membawa ribuan binatang. Jelaslah aku pemenangnya dan engkau wahai Abu Jahil, silahkan memandikan kuda-kuda istana. Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting jumlahnya,” kata Abunawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi dengan ribuan semut merah.

“Jumlahnya sangat banyak Baginda, mungkin ribuan, kami tak sanggup menghitungnya lagi,” kata pengawal kerajaan yang menghitung jumlah semut itu.

Melihat kenyataan itu, Abu Jahil tiba-tiba saja jatuh pingsan. Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah kepada Abunawas.

Ingatlah bahwa Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan.

Sekian cerpen abu nawas,sobat bisa baca Cerita abu nawas lainnya dalam blog in.
Terima kasih sudah berkunjung.