BERBAGI DENGAN KLIK

Minggu, 11 Februari 2018

Info Pendaftaran Pondok Pesantren Rafah

Berikut ini adalah persyaratan jika putra - putri anda ingin masuk ke Pondok Pesantren Rafah

TARBIYYATUL MU'ALLIMIN AL ISLAMIYYAH

Kelas Reguler (6 tahun) : Untuk lulusan SD/MI dan yang sederajat
Kelas Intensif (4 tahun)  : Untuk lulusan SMP/MTs dan yang sederajat

Contact Person :
Ust. Nanang Alfan Amrullah, S.Ag    : 087870161718
Ust. Hadzik Sahal, Lc                       : 085673707008
Ust. Eris Rismatulloh, S.Fil.I             : 085749114325
Ust. Duddy Wahyudi, S.Pt                : 085714097252

WAKTU PENDAFTARAN : Setiap hari, pukul 08.00 - 17.00 (hari Ahad & tanggal merah tetap buka)

Pondok Pesantren Rafah

Syarat Masuk Calon Santri

  • Laki-laki, lulusan SD/MI untuk program reguler 6 tahun dan lulusan SMP/MTs untuk program intensif 4 tahun
  • Mampu membaca Al Qur'an
  • Lulus tes/ujian seleksi masuk
  • Pendaftaran tidak diwakilkan & diantar langsung oleh walinya
  • Sanggup belajar 6 tahun untuk program reguler dan 4 tahun untuk program intensif
  • Tidak merokok dan bebas narkoba
  • Sanggup tinggal di asrama
  • Mentaati ketentuan dan disiplin pondok.

Administrasi Pendaftaran Ponpes Rafah

  • Mengisi Formulir Pendaftaran
  • Membayar uang pendaftaran
  • Menyerahkan photo copy raport kelas IV, V, VI untuk program reguler dan photo copy raport kelas VII, VIII dan IX untuk program intensif
  • Menyerahkan photo copy Akte Kelahiran
  • Menyerahkan surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari dokter
  • Menyerahkan photo hitam putih 3x4 dan 2x3 (4 lembar)
  • Mengikuti ujian masuk

Materi Ujian Masuk Ponpes Rafah

  1. Ujian Lisan : Psychotest/wawancara, Membaca Al Qur’an
  2. Ujian Tulis  :
    • Pengetahuan Agama Islam
    • Ilmu Pengetahuan Alam
    • Pengetahuan Sosial
    • Matematika
    • Bahasa Inggris
    • Menulis Arab

Rute Ke Pondok Pesantren Rafah

Dari Jakarta / Tol Jagorawi :
keluar pintu tol Sentul City / Kedunghalang - perempatan
Kedunghalang lurus arah Jalan Baru - (Lotte Mart) belok kiri arah Yasmin - perempatan Yasmin belok kanan arah Semplak/Atang Sanjaya - patung Helikopter Atang Sanjaya belok kiri arah Rancabungur - pertigaan Rancabungur belok kanan arah Warungnangka - pertigaan Warungnangka belok kanan - sampai RAFAH

Dari Tangerang / Ciputat :
Pasar Parung - arah Bogor - Pintu Gerbang Dinas Perhubungan (Pom Bensin kanan jalan) belok kanan - pertigaan SDN Pabuaran belok kanan arah Candalai (perkebunan Sawit) - pertigaan Sukajadi belok kanan - sampai RAFAH

Untuk Informasi lebih lanjut bisa lihat website Resmi Pondok Pesantren Rafah disini atau hubungi contact person dibawah ini

Alamat: Mekarsari, Ranca Bungur, Bogor, Jawa Barat 16320
Telepon: (0251) 8622248


Pondok Pesantren Rafah

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan generasi yang selama ini diidamkan oleh ummat dan masyarakat demi terbentuknya insan kamil. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran merupakan tanggungjawab pemerintah, masyarakat dan kita semua untuk mencetak kader generasi muda baik sebagai individu yang sholeh maupun ummatan wasathon- yang berakidah benar, qur'ani dan berakhlak karimah sehingga bisa menjadi generasi khoiru ummah. Persiapan tersebut tentu saja harus dilakukan sejak dini dan bersifat multidimensional yang mencakup aspek imtaq, iptek, mental dan skill.

Dalam kontek itulah Pondok Pesantren Rafah hadir ditengah-tengah masyarakat untuk berkhidmah kepada ilmu dan santri walau dengan kemampuan yang terbatas. Lembaga ini bernaung dibawah Yayasan Arrohmah Wal Barokah, didirikan pada tahun 1997 dan dipimpin oleh KH. Muhammad Nasir Zein, MA dengan membawa misi melahirkan kader ulama intelek yang amilin (berkiprah nyata) dengan manhaj ahlussunnah wal jama'ah.

Pondok pesantren Rafah

Mulai tahun ajaran  2009 - 2010 Pondok Pesantren Rafah membuka kurikulum pendidikan Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyyah (TMI) program Pondok Pesantren dan MA dengan jenjang pendidikan 6 tahun untuk lulusan MI/SD, menginduk ke Departemen Agama, didukung dengan program unggulan hafalan Al Qur'an, kemampuan percakapan harian dengan Bahasa Arab dan Inggris serta praktek berorganisasi dan pengembangan kemampuan / skill  lainnya.

Dengan kurikulum tersebut diatas diharapkan peserta didik bisa menjadi kader umat yang qur’ani,  bertafaquh fiddin, menjadi ulama da’i dan da’i ulama, orientasi kemasyarakatan dan bisa melanjutkan jenjang pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri dengan dasar nilai Qur’ani sehingga menjadi generasi khoiru ummah yang diharapkan.

Visi

Terbentuknya Generasi Qur'ani

Misi Pesantren Rafah

  1. Membentuk kader ulama yang amilin dengan aqidah yang benar dan berakhlak karimah.
  2. Membentuk intelektual ulama dan ulama yang Intelektual. 
  3. Membentuk ulama da’i dan da’i ulama.

Tujuan Pesantren Rafah

  1. Mampu menghasilkan output yang berprestasi dalam belajar dan beramal
  2. Berwawasan iman dan takwa yang kokoh
  3. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan inggris

Kontak Person

Alamat : Mekarsari, Ranca Bungur, Bogor, Jawa Barat 16320
Telp. (0251) 8622248

Info Pendaftaran MTs. Sunan Drajat

MTs Sunan Drajat merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Sunan Drajat. MTs Sunan Drajat ini berstatus terkreditasi A.

Dulu lembaga ini bertempat di Ponpes Putri Sunan Drajat namun karena semakin banyaknya siswa akhirnya pihak yayasan membuat gedung baru di PP Sunan Drajat Putra yang terdiri 4 lantai.


Fasilitas yang dimiliki MTs Sunan Drajat : Laboratorium Komputer, Perpustakaan, Lab. Bahasa dan lain-lain

Setiap tahunnya MTs Sunan Drajat menrima siswa kurang lebih 350 lebih. Dan menurut informasi yang diperoleh untuk tahun ajaran 2015/2016 ini siswa baru yang mendaftar mencapai 460 siswa. Siswa MTs Sunan Drajat tidak hanya berasal dari lamongan saja namun dari berbagai daerah sekitar lamongan, yakni bojonegoro, tuban, gresik, surabaya bahkan ada yang berasal dari luar pulau jawa.

Dengan akan berakhirnya tahun pelajaran 2017/2018, MTs Sunan Drajat Banjarwati Paciran Lamongan Jawa Timur membuka pendaftaran peserta didik baru Tahun pelajaran 2018/2019 dengan persyaratan sebagai berikut ;
  • Mengisi Formulir pendaftaran (manual) di tempat pendaftaran atau untuk pengisian formulir dapat dilakukan secara online, silahkan klik formulir pendaftaran untuk mengisi data pendaftar online !
  • Pas foto 3 x 4 (3 lembar)
  • Foto copy Ijazah SD/MI yang dilegalisir (4 lembar)
  • Foto copy Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang dilegalisir (4 lembar)
  • Foto copy Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) (2 lembar)
  • Foto copy Kartu Keluarga (KK) (1 lembar)
  • Foto copy Kartu PKH, KPS, BSM & Surat Keterangan Miskin (bagi yang mempunyai) (2 lembar)
  • Biaya pendaftaran Rp. 75.000,- (Tujuh puluh lima ribu rupiah)

Contact Person ;
Nihayatul Mas’ulah, S.Pd.I ( 085655211788 )
Taufiqur Rohman, S.Kom ( 085732466643 )

Sabtu, 10 Februari 2018

Pondok Pesantren Sunan Drajat

Pondok pesantran Sunan Drajat merupakan satu-satunya pesantren peninggalan wali di tanah Jawa yang masih tersisa. Sedangkan delapan wali lainnya, hanya menyisakan makam.pondok ini didirikan pada tahun 1460.Dianggap satu-satunya peninggalan wali, karena hingga sekarang ini, Ponpes Sunan Drajat, masih dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar Agama Islam.

Mulai TK hingga Universitas dengan jumlah siswa dan mahasiswa sekitar 8.000 orang. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia."Dulu di sinilah Sunan Drajat mengajar para santrinya," kata Abdul Ghofur

Gapura Pondok Pesantren Sunan Drajat

Kini pesantren Sunan Drajat telah berubah menjadi pesantren megah, yang pembangunannya menghabiskan dana Rp150 miliar, termasuk di dalamnya pemancar radio FM.Di samping membangun gedung sekolahan, gedung asrama para santri termasuk membangun Masjid Induk yang arsitekturnya mirip Taj Mahal.yng mana di dalamnya terdapat Tumbal cakra ditanam persis ditengah-tengah Masjid Induk dengan tanda warna hijau berdiameter sekitar 15 cm, menancap di keramik masjid.Sejarah penanaman tumbal Cakra ini, sebagaimana diungkapkan Abdul Ghofur, atas inisiatif seorang pemimpin spiritual asal India yang beragama Hindu bernama, Parabhattaraka Shri Ananganandha Padha Theertha pada tahun 1999.Berdasarkan versi pemimpin Hindu tersebut, konon sekitar 500 tahun yang lalu telah diadakan perjanjian antara tokoh Islam Syeh Subakir dengan pemimpin umat Hindu di India.Perjanjian tersebut diantaranya berisi, "tanah Jawa yang semula masyarakatnya beragama Hindu diserahkan kepada tokoh Islam Syeh Subakir"."Bangunan masjid juga harus berdampingan dengan arsitektur umat Hindu yaitu menara, agar tanah Jawa bisa aman," katanya.

Karena itu, setelah 500 tahun perjanjian itu harus diperbaharui dan pilihan lokasi pemasangan tumbal diletakkan di tempat peninggalan para wali yang masih tersisa."Kata pemimpin Hindu itu kalau tumbal tidak dipasang, akan terjadi bencana dan korbannya delapan juta orang di tanah Jawa akan meninggal," katanya.

Meski sedang sakit, Parbhattaraka Shri Ananganandha Padha Theertha datang ke Pesantren untuk memasang tumbal Cakra. Dan peresmian tumbal Cakra, kata Abdul Ghofur, dilakukan langsung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa menjabat sebagai Presiden RI.

Pondok Pesantren Sunan Drajat merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki nilai historis yang amat panjang karena keberadaan pesantren ini tak lepas dari nama yang disandangnya, yakni Sunan Drajat. Sunan Drajat adalah julukan dari Raden Qosim putra kedua pasangan Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) dengan Nyi Ageng Manila (Putri Adipati Tuban Arya Teja). Beliau juga memiliki nama Syarifuddin atau Masih Ma’unat.

Perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar dimulai tatkala beliau diutus ayahandanya untuk membantu perjuangan Mbah Banjar dan Mbah Mayang Madu guna mengembangkan syiar Islam didaerah pesisir pantai utara Kabupaten Lamongan saat ini. Pada tahun 1440-an ada seorang pelaut muslim asal Banjar yang mengalami musibah di pesisir pantai utara, kapal yang ditumpanginya pecah terbentur karang dan karam di laut. Adapun Sang Pelaut Banjar terdampar di tepian pantai Jelaq dan ditolong oleh Mbah Mayang Madu penguasa kampung Jelaq pada saat itu.

Melihat kondisi masyarakat Jelaq yang telah terseret sedemikian jauh dalam kesesatan, Sang Pelaut muslim itu pun terketuk hatinya untuk menegakkan sendi-sendi agama Allah. Beliau pun mulai berdakwah dan mensyiarkan ajaran Islam kepada penduduk Jelaq dan sekitarnya. Lambat-laun perjuangan Sang Pelaut yang kemudian hari lebih dikenal dengan Mbah Banjar, mulai membuahkan hasil. Apa lagi bersamaan dengan itu Mbah Mayang Madu pun turut menyatakan diri masuk Islam dan menjadi penyokong utama perjuangan Mbah Banjar. Pada suatu hari, Mbah Banjar dan Mbah Mayang Madu berkeinginan untuk mendirikan tempat pengajaran dan pendidikan agama agar syiar Islam semakin berkembang, namun mereka menemui kendala dikarenakan masih kurangnya tenaga edukatif yang mumpuni di bidang ilmu diniyah.

Ayo Mondok di Pondok Pesantren Sunan Drajat

Akhirnya mereka pun sepakat untuk sowan menghadap Kanjeng Sunan Ampel di Ampeldenta Surabaya. Gayung pun bersambut Kanjeng Sunan Ampel memberikan restu dengan mengutus putranya Raden Qosim untuk turut serta membantu perjuangan kedua tokoh tersebut. Akhirnya Raden Qosim mendirikan Pondok Pesantren di suatu petak tanah yang terletak di areal Pondok Pesantren putri Sunan Drajat saat ini. Beliau pun mengatakan bahwa barang siapa yang mau belajar mendalami ilmu agama di tempat tersebut, semoga Allah menjadikannya manusia yang memiliki derajat luhur. Karena do’a Raden Qosim inilah para pencari ilmu pun berbondong-bondong belajar di tempat beliau dan Raden Qosim pun mendapat gelar Sunan Drajat.

Sementara itu untuk mengenang perjuangan Mbah Banjar, maka dusun yang sebelumnya bernama kampung Jelaq, dirubah namanya menjadi Banjaranyar untuk mengabadikan nama Mbah Banjar dan anyar sebagai suasana baru di bawah sinar petunjuk Islam. Sunan Drajat yang merupakan putra sunan ampel menjadi tokoh sentral dalam penyebaran agama Islam yang ada di wilayah Lamongan. Raden Qosim atau Sunan Drajat mendirikan pondok pesantren di suatu petak tanah, terletak di areal Pondok Pesantren Putri Sunan Drajat saat ini. Beliau pun mengatakan bahwa barang siapa yang mau belajar mendalami ilmu agama di tempat tersebut, semoga Allah menjadikannya manusia yang memiliki derajat luhur. Karena do’a Raden Qosim inilah para pencari ilmu pun berbondong-bondong belajar di tempat beliau dan Raden Qosim pun mendapat gelar Sunan Drajat.

Setelah beberapa lama beliau berdakwah di Banjaranyar, maka Raden Qosim mengembangkan daerah dakwahnya dengan mendirikan masjid dan pondok pesantren yang baru di kampung Sentono. Beliau berjuang hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di belakang masjid tersebut. Kampung di mana beliau mendirikan masjid dan pondok pesantren itu akhirnya dinamakan pula sebagai Desa Drajat. Sepeninggalan Sunan Drajat, tongkat estafet perjuangan dilanjutkan oleh anak cucu beliau. Namun seiring dengan perjalanan waktu yang cukup panjang kebesaran nama Pondok Pesantren Sunan Drajat pun semakin pudar dan akhirnya lenyap ditelan masa. Saat itu hanyalah tinggal sumur tua yang tertimbun tanah dan pondasi bekas langgar yang tersisa. Kemaksiatan dan perjudian merajalela di sekitar wilayah Banjaranyar dan sekitarnya, bahkan areal di mana Raden Qosim mendirikan Pondok Pesantren di Banjaranyar saat itu berubah menjadi tempat pemujaan.

Setelah mengalami proses kemunduran, bahkan sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Pulau Jawa, pada akhirnya Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali menata diri dan menatap masa depannya dengan rasa optimis dan tekat yang kuat. Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu Sunan Drajat yang bercita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar. Keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh KH. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi.

Munculnya kembali Pondok Pesantren Sunan Drajat saat ini tentu tidak terlepas dari perjalanan panjang dan perjuangan anak cucu Sunan Drajat itu sendiri. Sebagai institusi resmi dan legal, Pondok Pesantren Sunan Drajat tentu memiliki persamaan dan perbedaan dengan cikal bakal berdirinya pondok pesantren itu sendiri. Di sisi lain di dalam Pondok Pesantren Sunan Drajat terdapat pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, non formal dan in formal. Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan keahlian/skill secara intensif terhadap santrinya. Dengan demikian sangat penting bagi seorang akademisi untuk mempelajari kembali ide-ide dasar yang muncul dan menyertai perkembangan Pondok Pesantren Sunan Drajat.

Untuk Info MAsuk pendaftaran Pondok Pesantren Bisa di Klik Disini

Update Mei 2019Untuk Pendaftaran Pondok dan Sekolah di Pondok Pesantren Sunan Drajat Bisa dilihat pada postingan terbaru (KLIK DISINI)


Info Pendaftaran Pondok Pesantren Sunan Drajat

Pondok pesantren Sunan Drajat kembali membuka pintu pendaftaran. Bagi Anda yang bingung ingin sekolah di mana, bingung ingin mondok di mana, atau ingin mondok sambil sekolah?. Maka informasi ini sangat menjawab pertanyaan tersebut.

Pondok Pesantren Sunan Drajat, merupakan pesantren peninggalan Wali Songo yang masih eksis. Dengan beberapa pendidikan formal, tentunya dengan pengakuan ijazah formal dari Negara juga.

Pondok Pesantren Sunan Derajat

Tidak hanya itu, jenjang pendidikan di pesantren ini lengkap. Mulai MTs Sunan Drajat, SMPN 2 Paciran, MA Sunan Drajat, SMK Sunan Drajat. MMA Sunan Drajat, dan Institut Pesantren Sunan Drajat. Semua melengkapi kehausan akan ilmu yang ingin anda timba.

Jadi tunggu apa lagi? Segera kuatkan tekad anda untuk menuntut ilmu di pesantren.

“Iso Ngaji, yo oleh Ijazah Negri” (Bisa mengaji, dan dapat Ijazah Negeri).

Untuk brosur pendaftaran, silahkan klik di sini untuk melihatnya. (khusus untuk brosur lembaga SMPN 2 Paciran dan pendaftaran Pondok, bisa langsung datang ke kantor)

Info lebih lengkap, bisa datang ke masing – masing kantor lembaga.